Koster: IMF-WB Sukses, Saya akan Minta Banyak Proyek ke Menteri
(Baliekbis.com), Momen pertemuan tahunan IMF-WB yang digelar di Nusa Dua Bali sejak 8-14 Oktober 2018 ini bukan saja memberi banyak keuntungan bagi Bali juga akan dimanfaatkan Gubernur Wayan Koster untuk minta proyek ke kementerian.
“Kalau kegiatan ini sukses dan selesai dengan lancar, saya akan bicara ke kementerian agar pembangunan infrastruktur di Bali diperbanyak lagi,” ujar Gubernur Koster di sela-sela jumpa pers terkait IMF-WB ini, Selasa (9/10) di Kantor Gubernur Renon. Koster bahkan mengatakan sudah bertemu dengan Menteri PU dan Menteri komit akan membangun proyek shortcut Singaraja-Denpasar untuk titik 5 dan 6 dengan anggaran Rp 165 miliar. Di tahun 2019 proyek shortcut juga dianggarkan Rp 230 miliar untuk pengerjaan titik 4 dan 5. “Dan proyek itu akan lanjut terus dari titik 1-10 sampai tuntas,” ucap Koster.
Koster menegaskan untuk proyek jalan tol Denpasar-Gilimanuk setelah pembahasan APBD 2019 segera digarap. “Tapi ini bertahap, tak usah buru-buru. Roadmap-nya sudah disiapkan,” jelasnya. Koster juga menyinggung proyek lainnya seperti bandara di Buleleng yang sudah pasti. Cuma kembali dia mengingatkan kalau semua proyek-proyek akan digarap secara bertahap. Apalagi PAD Bali dinilainya tidak begitu besar sekitar Rp 3 triliunan. “Jadi kita tak terlalu berharap banyak dari sana (PAD). Nanti kita upayakan dengan cara lain seperti minta dukungan pusat,” terangnya.
Terkait pelaksanaan IMF-WB, Gubernur Koster mengatakan banyak keuntungan yang didapat khususnya Bali. Sebab untuk mendukung pelaksanaan pertemuan yang melibatkan 34 ribu peserta dari 189 negara itu, sejumlah proyek besar digulirkan seperti pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, perluasan Bandara Ngurah Rai hingga penataan TPA Suwung dan penyelesaian patung GWK. PDRB juga naik hingga Rp 1,5 triliun dan penyerapan tenaga kerja meningkat cukup besar. Pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diprediksi 5,9 persem bisa naik hingga 6,5 persen, bahkan lebih. Dampak lainnya Bali mendapat kunjungan 34 ribu peserta pertemuan dan ini sekaligus nantinya menjadi promosi pariwisata ke 189 negara peserta tersebut.
Terkait adanya demonstrasi oleh beberapa orang yang menolak penyelenggaraan kegiatan besar ini karena dianggap pemborosan uang negara dan tidak ada manfaatnya bagi Bali, secara khusus Koster menegaskan pendapat beberapa orang tersebut tidak mempresentasikan masyarakat Bali. Sehingga aspirasi yang disampaikan bukan merupakan aspirasi masyarakat Bali. Pertemuan IMF-WB ini jelas bukan merupakan pemborosan karena dampaknya akan jauh lebih besar bagi kemajuan pembangunan dan perekonomian Indonesia umumnya dan Bali khususnya seperti adanya pembangunan sejumlah infrastruktur yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Bali. “Dan peserta itu menggunakan uangnya sendiri untuk hotel, makanan dan lain-lainnya,” terangnya.
Ditambahkan masyarakat Bali dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan santun khususnya terhadap tamu yang datang ke pulau Bali, apalagi tamu tersebut adalah tamu yang datang dari berbagai negara. “Oleh karenanya saya tidak henti-hentinya mengimbau seluruh komponen masyarakat Bali, mulai dari jajaran pemerintah daerah, TNl/Polri, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, instansi swasta, kalangan pariwisata, sampai insan pers, untuk secara sadar dan aktif, bersama-sama berkomitmen, bertanggung jawab, dan mendukung temujudnya suasana Bali yang aman, nyaman, dan damai secara sekala dan niskala, demi suksesnya Pertemuan Tahunan lMF-World Bank tahun 2018 ini. Mari kita buktikan, kita tunjukkan kepada dunia, bahwa Bali Bisa !! Bali is the best !!,” jelas Koster. (bas)