Koster Siap Fasilitasi Revitalisasi Pasar Tradisional
(Baliekbis.com), Calon Gubernur Bali Nomor Urut 1, Wayan Koster blusukan ke dua pasar di Kota Denpasar yakni Pasar Umanyar (Pasar Batu Kandik) dan Pasar Pohgading. Ada beberapa hal menarik yang menurutnya patut mendapat prioritas. “Dari dua pasar yang saya kunjungi, saya menemukan satu hal yang sangat luar biasa, di mana pedagang secara swadaya membangun pasarnya dengan biaya per orang mencapai Rp20 juta,” terang Koster saat ditemui di Pasar Pohgading, Ubung Kaja, Minggu (4/3).
Koster menilai hal itu sebagai kekuatan luar biasa masyarakat untuk menghidupkan pasar tradisional. Sebab, pasar tradisional di mata Koster tak hanya memiliki nilai positif secara ekonomis, tetapi juga memiliki fungsi sosial-kemasyarakatan, di mana pasar tradisional menjadi ruang bagi masyarakat berinteraksi satu sama lain dalam konteks tradisi menyama braya. “Ini semangat yang luar biasa,” tegasnya.
Hanya saja, jika anggaran untuk revitalisasi pasar tradisional berkisar Rp2-5 miliar, Koster menilai tak perlu masyarakat merogoh kocek pribadi. Pemerintah daerah menurutnya bisa berperan aktif menyiapkan anggarannya.
“Bahkan, kita bisa memfasilitasi dengan lembaga keuangan yang ada dengan fasilitas kredit yang sangat murah. Ke depan akan saya buatkan program seperti itu,” paparnya. Di sisi lain, Koster menyebut ada program dari dua kementerian yakni Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UKM yang bisa dimanfaatkan untuk merevitalisasi pasar tradisional. “Dana kementerian itu disalurkan untuk kepentingan revitalisasi pasar tradisional dengan anggaran Rp 1 miliar,” ujarnya.
Koster ingin seluruh pasar tradisional di Bali dan Kota Denpasar khususnya mendapat perhstian serius dalam hal pembenahan. Tujuannya agar masyarakat yang belanja bisa nyaman. “Kalau saya jadi gubernur, pasar tradisional di Bali dan Kota Denpasar yang belum tersentuh dan harus diperbaiki. Ke depan, saya akan fasilitasi untuk revitalisasi pasar ini sesuai kebutuhan anggarannya. Itu sangat mungkin diambil dari APBD atau skema anggaran lainnya, sehingga tidak harus mengorbankan masyarakat,” tutup Koster.
Di sisi lain, Kepala Pasar Pohgading, Made Supadma yang mendampingi Koster blusukan menuturkan ada sebanyak 200 pedagang yang tercatat di pasar yang dikelola oleh Desa Pakraman Pohgading itu. Di luar itu, ada pula pedagang tak tetap yang berjualan hanya pagi hari. “Pasar ini pernah direvitalisasi oleh kementerian, tapi dananya masih kurang. Pasar kami sudah ada zona-zona untuk pedagang. Tapi untuk stan-stan masih berbeda-beda. Kami masih ingin menata kembali pasar ini agar kerapihannya semakin terjaga. Ada juga lahan parkir yang baru, tapi belum ada paving,” ujarnya. (lit)