Kredit Macet BPR Membengkak
(Baliekbis.com), Kredit macet (Non Performing Loan/NPL) di tubuh BPR (Bank Perkreditan Rakyat) di Bali di tahun 2017 ini cukup merisaukan karena melampui standar yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia. “Kredit macet sudah mencapai 7 persen, ini di atas ketentuan nasional yakni maksimal 5 persen,” ujar Kepala Sub Bagian Kemitraan Pemda OJK Wilayah 8 Bali-Nusra I Gusti Bagus Adi Wijaya, Rabu (21/6/2017) saat diminta komentarnya terkait NPL di sela-sela kegiatan Literasi dan Edukasi Perbankan yang digelar Perbarindo Kota Denpasar di Pasar Kereneng.
Dikatakan Wijaya kredit macet tahun 2017 ini memang sudah di atas lima persen, sedangkan tahun 2016 masih di bawah itu. Kalau mengacu standar nasional, seharusnya diusahakan bisa di bawah lima persen itu. “Sekarang sudah tujuh tujuh persen sehingga harus ada upaya untuk bisa menurunkannya,” ujarnya. Dikatakan Wijaya salah satu penyebab naiknya NPL itu karena ada sejumlah BPR yang banyak bermain di kavling tanah/properti, padahal harga tanah tinggi dan kemampuan masyarakat untuk membeli menurun sehingga tanah-tanah yang selama ini dibeli makelar, kreditnya jadi sulit dikembalikan. Naiknya NPL juga diakui Ketua Perbarindo Denpasar Made Sumardana. Namun menurutnya tak semua BPR mengalami NPL yang tinggi. Sebab ada sejumlah BPR yang NPL-nya justru sangat rendah bahkan sampai nol persen alias tak ada kredit yang macet. “Saya tak bisa merincinya satu persatu BPR yang NPL-nya nol persen itu. Tapi ada beberapa BPR yang NPL-nya nol persen,” jelas Direktur BPR Bank Pasar Umum ini. Terkait jumlahnya, ia mengatakan mencapai sekitar 10 persen. Di Kota Denpasar saat ini terdapat 28 BPR dengan total aset sekitar Rp 14 triliun.
Terkait digelarnya literasi dan edukasi perbankan, tambah Wijaya ini merupakan proses edukasi ke masyarakat agar masyarakat tahu dan paham produk-produk jasa keuangan serta bisa memanfaatkannya untuk pengembangan usahanya. Lngkah ini tambahnya harus terus menerus dilakukan BPR karena masyarakat banyak yang belum tahu tentang BPR itu apa sehingga sebagian masyarakat justru tertarik dengan investasi ilegal dan meminjam uang di rentenir. Ditambahkan Wijaya, saat ini inklusi di Bali mencapai 76 persen, pencapaian ini lebih tingi dari Nasional dan bahkan lebih tinggi dari target Presiden Jokowi tahun 2019 yang mematok angka 75 persen. “Bali sudah 76 persen, diprediksi sampai akhir tahun 2017 ini bisa mencapai angka 80-an,” ujar Wijaya. (bas)