Kudapil Dr. Mangku Pastika: Penyelamatan Batur Harus Ditangani Serius
(Baliekbis.com), Permasalahan di seputar Danau Batur bukan hanya pencemaran dan pendangkalan. Namun masalah lingkungan hutan di sekitarnya juga cukup serius akibat terjadinya perambahan serta munculnya hunian yang memanfaatkan lahan kehutanan.
Menurut Kepala Balai BKSDA Prov. Bali Dr. Agus R. Budi Santosa, S.Hut., M.T. sejak pandemi Covid-19 banyak warga masuk ke kawasan hutan konservasi yang berada di taman wisata alam (TWA) Penelokan.
Mereka merambah hutan dengan alasan karena PHK. Hektaran lahan hutan ada yang ditanami untuk pakan ternak. Bahkan puluhan hektar kini dijadikan hunian/permukiman.
“Ada 278 orang yang kami inventarisir. Kita sudah melakukan sosialisasi dan mereka sudah bikin pernyataan,” ujar Dr. Budi Santosa saat menjadi narasumber pada kegiatan Kudapil Anggota Komite II DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, MM. yang berlangsung via vidcon, Selasa (28/9) di Gedung DPD RI Renon Denpasar.
Kudapil yang mengangkat tema “Pengawasan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya terkait Save Danau Batur” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber Kadis KLH Prov. Bali Drs. I Made Teja, Kepala BPDASHL Unda Anyar Dr. Ir. Titik Wurdiningsih, M.Si., Kadis LH Kab. Bangli Ida Ayu Gede Yudi Sutha, S.E., Plt. Kapus PPPE Bali Nusra Ni Nyoman Santi, ST., MSc. dan Sekda Bangli Ir. Ida Bagus Gede Giri Putra,MM.
Menurut Budi Santosa, langkah tersebut diambil karena kondisi itu juga bisa membawa masalah bagi petugas. “Ada ancaman hukuman bagi petugas yang dianggap lalai menjalankan tugasnya. Jadi kita tak mau terjadi masalah,” jelasnya.
Dikatakan TWA ini sebenarnya tidak boleh dimasuki. Saat ini sekitar separuh dari 500-an hektar lahan telah dirambah dan ditanami. Namun pihaknya terus berupaya mengembalikan lahan itu sesuai kondisinya dengan menghutankan kembali rata-rata sekitar 20 hektar setiap tahunnya.
Sementara Sekda Bangli Ir. Ida Bagus Gede Giri Putra, MM mengatakan perlu langkah tegas untuk penyelamatan kawasan Batur ini. Seperti penataan sempadan danau serta mensertifikatkan danau sehingga lebih pasti dalam tata kelolanya.
Kepala BPDASHL Unda Anyar Dr. Ir. Titik Wurdiningsih,M.Si. mengatakan untuk mengatasi permasalahan yang ada telah dilakukan rehabilitasi ratusan hektar dengan tanaman ampupu. Juga dilakukan upaya mengatasi sedimentasi, penyelamatan kualitas air danau, pengadaan alat tangkap air hujan agar bisa digunakan masyarakat, alat pembersih air serta program usaha penyelamatan danau.
Menanggapi masukan dari berbagai narasumber Anggota Komite II DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. memuji berbagai upaya untuk pelestarian sekaligus penyelamatan Danau Batur Kintamani yang kondisinya memprihatinkan akibat pencemaran.
Dikatakan Mangku Pastika untuk menyelamatkan Danau Batur memang harus didukung berbagai pihak. Namun mantan Gubernur Bali dua periode ini juga menekankan siapa yang paling berkepentingan. “Jelas Bangli dalam hal ini harus menjadi ujung tombaknya. Jadi ini tugas Bupati dan jajarannya untuk melakukan edukasi agar program yang ada bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Dijelaskan keberadaan Danau Batur ini sangat penting dan strategis. Kalau dikelola dengan baik akan menjadi primadona bagi sumber pemasukan daerah (PAD) dan masyarakatnya.
Hal senada disampaikan Kadis KLH Prov. Bali
Drs. I Made Teja yang melihat fungsi Danau Batur yang begitu besar. “Danau Batur selain sebagai penyedia air (minum), untuk perikanan, kegiatan keagamaan juga wisata religi dan transportasi serta wisata,” jelasnya.
Ia juga menyoroti banyaknya KJA di danau yang mencapai 12 ribuan. Ini perlu perhatian dan perlu dikurangi. Perlu pilot projeck kembangkan budidaya ikan melalui bioflok. Ditambahkan tahun ini KLH melakukan gebrakan penghijauan di sekitar kawasan Batur dengan menanam bibit bambu 15 ribu pohon. (bas)