Kunjungi Sanggar Om Hara Kailasha Painter, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Seni Harus Bikin Seniman Hidup
Agar seni itu bisa lestari, harus pula didukung pasar yakni orang-orang yang berminat (berkontribusi) dengan karya seni sehingga bisa mendukung para seniman. Sebab pelaku seni harus hidup, ‘art for life’!
(Baliekbis.com), Melestarikan seni sangat penting bagi Bali. Namun harus juga dipikirkan bagaimana dengan pelaku seni ini bisa hidup (sejahtera).
“Art for life, dengan begitu mereka bisa hidup dan seni itu sendiri jadi lestari. Untuk itu harus pula didukung pasar yakni orang-orang yang berminat (berkontribusi) dengan karya seni sehingga bisa mendukungnya,” ujar Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat bertemu komunitas seniman di Sanggar Om Hara Kailasha Painter di Br. Keliki Kawan, Ds. Kelusa, Kec. Payangan Gianyar, Senin (21/11).
Kunjungan lapangan atas undangan para seniman tersebut mengangkat tema “Menumbuhkembangkan Kreativitas Seni Generasi Muda” menghadirkan Wayan Mardika selaku Pengelola Sanggar dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Hadir pula pada kesempatan tersebut Perbekel Kelusa Wayan Ardika, tokoh adat, sejumlah seniman dan ‘maestro’ seni lukis Ketut Sana. “Cikal bakal seni lukis di desa kami dirintis Ketut Sana dan sampai sekarang sekitar 90 persen penduduk setempat menekuni seni (lukis),” jelas Perbekel Kelusa Wayan Ardika.
Ketut Sana menambahkan ia sudah menekuni seni lukis di atas kertas ini sejak tahun 70-an. “Saya sempat belajar di Batuan dan Ubud, lalu pulang kampung dan mengembangkannya,” jelasnya.
Salah satu perupa seni yang sangat peduli dengan Seni lukis Wayan Mardika selain mendirikan tempat belajar melukis, ia juga membangun sanggar. Puluhan anak-anak belajar di sanggarnya. “Kami sediakan peralatan secara gratis. Kalau lukisan anak-anak ini laku, uangnya untuk mereka. Saya intinya ingin seni lukis ini tetap terjaga dan lestari,” tambah Mardika yang memilih pulang kampung mengembangkan sanggar lukis meski harus meninggalkan tempat kerjanya.
Mendengar penuturan para perupa seni di desa tersebut, Mangku Pastika mengaku sangat respek dengan perjuangan para seniman tetap tekun berkarya. Apalagi melibatkan anak-anak sebagai generasi penerus. “Nanti saya bantu peralatan belajar anak-anak ini biar mereka tambah semangat dan tekun. Ini penting bagi kelangsungan menjaga seni (lukis) agar tetap tumbuh,” ujar Gubernur Bali 2008-2018 ini.
Tidak sampai di sana, sebagai wujud apresiasi atas usaha para seniman tersebut, Mangku Pastika bahkan berkenan mengoleksi sejumlah hasil karya para pelukis termasuk lukisan anak-anak yang dinilainya sangat bagus. “Saya ‘minta’ beberapa lukisan. Nanti juga akan saya kirim ke kolega saya di Jepang yang sangat menyukai lukisan,” jelasnya.
Mangku Pastika juga akan berupaya bisa mengajak koleganya di Jepang bisa datang ke desa (sanggar) ini yang dinilainya asri. “Tempat ini indah dan sejuk, bisa dikembangkan lagi untuk mendatangkan wisatawan ke sini. Saya akan undang teman dari Jepang untuk bisa datang ke sini. Tempat ini juga sangat bagus dan nyaman untuk dikunjungi,” ujar Mangku Pastika.
Mangku Pastika yang sempat mengunjungi sejumlah negara mengatakan kenapa karya seni orang Bali beda dengan yang lain (mataksu) karena dibuat untuk persembahan (offering) kepada Hyang Widhi, Sang Pencipta. “Karena itu ‘manusia Bali’, hasil karyanya dan alamnya harus kita jaga. Kekuatan Bali ada di tangan SDM-nya yang kaya kreativitas,” pesannya.
Setelah mengamati sejumlah lukisan, Mangku Pastika juga mengingatkan agar karya seni yang dihasilkan juga diisi narasi (keterangan) secara lengkap. Tujuannya agar orang yang melihatnya tahu secara detail tentang karya tersebut, siapa yang bikin, dll. “Apalagi lukisan ini banyak dibuat anak-anak dan sangat indah. Pasti yang melihat akan tertarik,” tambahnya.(bas)