Kunker Dr. Mangku Pastika: Sektor Keuangan Harus Berperan Menguatkan Modal UMKM di Tengah Pandemi Covid-19
(Baliekbis.com),Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan sektor keuangan harus berperan dalam menguatkan modal UMKM dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 ini.
“Sekarang pariwisata yang paling menderita dan UMKM masih bisa bertahan, meskipun tidak semuanya,” ujar Mangku Pastika saat melakukan kunker penyerapan aspirasi secara virtual bertajuk “Keberadaan Pergub Nomor 3 Tahun 2020: Sebuah Inovasi Daerah dalam Upaya Menyejahterakan Rakyat”, Jumat (27/11).
Pada acara yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja itu tampil pula sebagai narasumber I Gusti Ngurah Raka Sumarjana dari DPW Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Provinsi Bali, Dirut PT Jamkrida Bali Mandara Ketut Widiana Karya dan Direktur Kredit PT Bank BPD Bali Made Lestara Widiatmika.
Mangku Pastika mengatakan dalam kondisi ini mau tidak mau Bali memang membutuhkan lebih banyak wirausaha agar bisa menyerap tenaga kerja yang saat ini banyak menganggur akibat terkeba PHK. “Dan ini membutuhkan peranan sektor keuangan untuk mendukung UMKM agar bisa berjalan,” ucap Mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Dikatakan Mangku Pastika melalui penyerapan aspirasi selaku anggota Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD) DPD RI, pihaknya ingin mengetahui peranan Pergub No. 3/2020 tentang Pengelolaan Dana Penguatan Modal tersebut dalam menjaga kehidupan UMKM di tengah kondisi saat ini.
“Pergub itu ‘kan ditetapkan bulan Februari dan saat itu belum pandemi, mungkin sebelumnya diperkirakan akan ada anggaran yang bisa dimasukkan ke situ. Namun, ternyata pergub belum bisa terealisasi karena keuangan daerah diprioritaskan untuk penanganan Covid-19,” ucap mantan Kapolda Bali itu.
Meskipun pergub belum dapat direalisasikan, pihaknya berharap kalangan perbankan dan lembaga keuangan yang ada tetap berperan dalam penguatan modal UMKM melalui sejumlah program lainnya di tengah kondisi ekonomi Bali yang terkontraksi 12,28 persen hingga triwulan III-2020.
“BPD Bali memegang peranan penting, namanya juga BPD, yang notabene uang yang dikelola juga uang rakyat Bali. Oleh karena itu harus berfungsi untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat,” kata Mangku Pastika.
Sementara itu, Direktur Kredit PT Bank BPD Bali Made Lestara Widiatmika mengatakan menurunnya ekonomi Bali terutama akibat terpuruknya sektor pariwisata yang ikut mempengaruhi pertumbuhan kredit Bank BPD Bali.
Menurut Lestara, pada awal merebaknya pandemi COVID-19, di bulan April pertumbuhan kredit bank mengalami penurunan (-0,19 persen) dan pada Mei (-0,37 persen), selanjutnya tumbuh jauh sangat lambat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Baru kemudian membaik di bulan Agustus, September dan Oktober 2020 setelah penempatan uang negara sebesar Rp700 miliar pada bulan Agustus 2020 di Bank BPD Bali,” ucapnya.
Penempatan uang negara juga mendorong pertumbuhan “share” kredit produktif di BPD Bali menjadi 45,41 persen dan “share” kredit UMKM menjadi 38,88 persen dari total penyaluran kredit Bank BPD Bali.
“Kredit Bank BPD Bali sampai dengan Oktober juga tumbuh sebesar 2,84 persen (yoy) dan 3,21 persen (ytd), jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan Bali yang sampai triwulan III-2020 hanya sebesar 0,07 persen,” katanya.
Penyaluran kredit di Bank BPD Bali per Oktober 2020 sekitar Rp18,9 triliun dan hingga 26 November 2020 menjadi Rp19,6 triliun. Dari jumlah itu, penyaluran kredit untuk UMKM sekitar Rp7,4 triliun (39.391 rekening).
“Selain itu, kami juga menyalurkan KUR yang untuk 2020 ditargetkan Rp750 miliar dan telah realisasi hingga 25 November 2020 sebanyak Rp610,7 miliar dengan 4.271 debitur,” jelasnya.(ist)