Launching Buku Prof. Ramantha Warnai HUT ke-40 LPD, Rai Mantra: Tata Kelola LPD Mengawinkan Nilai-nilai Tradisi dan Manajemen Modern

Rai Mantra: Buku ini memberi gambaran supaya LPD tidak terombang-ambing lagi dengan sistem akuntansi yang menyebabkan banyak hal yang merugikan. Buku ini pun mampu menjawab tantangan yang dihadapi LPD hari ini sampai masa depan.

(Baliekbis.com), Launching buku Akuntansi LPD yang disusun akademisi FE Unud almarhum Prof. Wayan Ramantha mewarnai Hari ulang tahun (HUT) ke-40 Lembaga Perkreditasn Desa (LPD) yang digelar di Kampus UNHI Tembau Denpasar, Senin (23/12/2024).

Launching buku dilakukan anggota DPD RI Dapil Bali I.B. Rai Dharmawijaya Mantra bersama Kepala BKS LPD Bali Nyoman Cendekiawan dan Dirut BPD Bali Nyoman Sudharma.

Hadir pada HUT tersebut Pj. Gubernur Bali yang diwakili Kadis Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Bali IGAK Kartika Jaya Seputra, Dirut Jamkrida Bali Mandara (Perseroda) Ketut Widiana Karya, Ketua BKS LPD Bali Nyoman Cendikiawan, Kepala LPLPD Bali Nyoman Arnaya, serta utusan BKS dan LPLPD kabupaten/kota se-Bali. Acara tersebut juga dihadiri 600 orang lebih kepala LPD se-Bali.

Rai Mantra menegaskan, LPD memang telah memiliki ukuran akuntansi secara manajerial keuangan akuntansi Camel tetapi kinerja sosial perlu dipertimbangkan. “Jadi tak hanya cukup dengan camel tetapi juga sosial. LPD adalah modal budaya terlembagakan yang tata kelolanya mengawinkan antara nilai-nilai tradisi dan manajemen modern,” ungkapnya.

Disebutkan, Prof. Siebel dalam penelitiannya pada tahun 2015 menyebut bahwa Village Credit Institution (LPD) telah terbukti mampu membantu desa adat menjalankan fungsi-fungsi kulturalnya. Alat Kinerja keuangan LPD sudah mapan menggunakan CAMEL. Namun, secara sosialnya belum mapan.
Disamping itu, LPD sebagai Micro Finance berbeda dengan lembaga keuangan perbankan lainnya sehingga dikecualikan dalam UU dan tidak menjadi OKP.

“Maka sangat penting suatu sistem akuntansi yang sesuai dengan identitas LPD yang merupakan lembaga Hybrid. Sistem akuntansi ini merupakan acuan untuk menciptakan tata kelola LPD yang lebih baik dan panduan untuk mengawasi kinerja keuangan LPD, sehingga masyarakat adat tidak khawatir untuk menyimpan dana di LPD,” ujar mantan Walikota Denpasar dua periode ini.

Terkait perjalanan LPD, Rai Mantra menyebutkan Prof. Ramantha sempat bertemu dengan ayahnya pada awal tahun 1989. Saat itu, mereka berbicara dan membahas LPD. “Jadi setiap pulang ke Bali sebagai Duta Besar India, pasti Prof. Ramanta menemui Prof. Mantra untuk berdiskusi kembali masalah LPD dan ekonomi Hindhu secara umum,” jelas Rai Mantra.

Hal yang sama dilakukan sebelumnya oleh Prof. Gorda (Rektor UNDIKNAS) saat beliau menyusun konsep ekonomi Hindhu, ini kemdian dilanjutkan oleh Prof. Ramantha.

“Saat berdiskusi, Prof. Ramantha memang seorang ahli akuntansi tapi beliau menyadari akan sejarah pendirian dan perjalanan LPD tersebut, itu memang tidak bisa diselesaikan oleh satu disiplin ilmu, akan tetapi multidisipliner yang hubungannya dengan kekuasaan, idealisme, sosial, profesi dan konteks sejarah,” tegasnya.

Di bagian lain, Pj. Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan Kadis PMA IGAK Kartika Jaya Saputra menyambut baik tema Catur Purusa Artha dalam HUT ke-40 LPD saat ini. Menurutnya, kejujuran dan hukum tercermin dalam pengelolaan LPD untuk mewujudkan kasukertan desa adat.

Menurutnya, LPD didirikan pada 1984 berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Prof. Ida Bagus Mantra. “Sejak awal dibentuk, LPD bertujuan mendorong perekonomian desa adat, memberantas ijon, membuka peluang kerja, dan meningkatkan daya beli,” ungkapnya

Saat ini, tegasnya, LPD berkembang sangat pesat. Berdasarkan data Oktober 2024, ada 1.439 LPD dengan total aset Rp33,7 triliun. Tenaga kerja yang terserap 8.200 orang. Menurutnya tantangan Bali ke depan tidak mudah.

Untuk itu, Pj. Gubernur mengajak LPD dan semua pihak untuk ngerombo sehingga stabilitas perekonomian Bali tetap terjaga.

Ketua BKS LPD Bali Nyoman Cendikiawan mengatakan, HUT LPD seharusnya digelar 24 November 2024. Namun saat itu ada hajatan nasional, akhirnya disepakati diundur. Semoga di umur 40 tahun bisa dijadikan momen kontemplasi, merenungkan diri, apa yang kita sudah lakukan selama 40 tahun. Yang sudah baik mari kita tingkatkan, yang masih kurang kita perbaiki bersama-sama,” harapnya.

Di usia LPD 40 tahun, LPD terus berbenah agar bisa menerapkan kebutuhan-kebutuhan kekinian dengan konsep “Berteknologi Barat Berjiwa Timur”. Teknologi digitalisasi komputerisasi dilakukan penyesuaian sehingga bisa memberikan pelayanan yang terbaik, cepat dan mudah. (bas)

Leave a Reply

Berikan Komentar