Lembaga Keuangan Banyak, Persaingan Makin Ketat
(Baliekbis.com), Lembaga keuangan yanag ada di Bali saat ini dinilai relatif banyak. Akibatnya tingkat persaingan menjadi semakin ketat. Meski demikian diakui industri keuangan yang ada masih mampu bertumbuh cukup baik. Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Agus Sugiarto mengatakan hal itu di Kuta, Selasa (11/10). Dikatakan di Bali terdapat 335 lembaga jasa keuangan di antaranya 53 bank umum dengan 700 kantor, BPR sebanyak 138 dengan 312 kantor serta sejumlah lembaga keuangan lainnya seperti modal ventura, pasar modal, asuransi dan pegadaian.
Sementara itu Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional VII Bali-Nusa Tenggara Nasirwan mengatakan sesuai hasil SNLKI (Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia) 2013 tercatat tingkat literasi atau masyarakat melek keuangan di Bali masih rendah yakni 19,5 persen dibandingkan nasional yang telah mencapai 21,84 persen. Sedangkan tingkat inklusi telah mencapai 71,3 persen lebih tinggi dari nasional yakni 59,74 persen.
Agus Sugiarto menargetkan secara nasional literasi keungan dan inklusi bisa meningkat 2 persen. “Kami optimis hal itu bisa tercapai dengan kerja sama dengan LJK,” ujarnya. Ia juga berharap setiap lembaga jasa keuangan di Indonesia nantinya bisa membentuk semacam unit literasi keuangan guna melakukan edukasi dan peningkatan pemahaman masyarakat lebih terarah dan berkelanjutan. Sebab saat ini pihak yang melakukan literasi tidak jelas koordinasinya karena dilakukan oleh orang konsep, humas, produk atau marketing. Untuk itu lembaga jasa keuangan (LJK) yang memiliki aset besar seperti bank diimbau agar membentuk unit literasi keuangan. Biayanya bisa dianggarkan dana bank atau CSR. Jika ini bisa dilakukan maka akan bisa membantu masyarakat menjadi lebih pintar dan melek keuangan sehingga tidak mudah tergiur dengan investasi bodong yang sempat terjadi di Bali belum lama ini. (ist)