Lestarikan Seni dan Budaya, Lomba Ngelawar Hiasi Hut Ke-229 Kota Denpasar
(Baliekbis.com), Ngelawar, membuat banten perani, membuat sate renteng menjadi sebuah budaya dalam prosesi seni dan adat budaya di Bali. Pelastarian menjadi program penting dalam keberlangsungan tradisi yang ada ditengah-tengah masyarakat. Tentu Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota I GN Jaya Negara bersama aparatur Pemkot Denpasar menjadi sebuah komitmen dalam pelastarian setiap seni, budaya dan tradisi yang ditumbuh ditengah masyarakat.
Ngelawar, membuat banten perani dan sate renteng juga mengandung sebuah kebersamaan dalam tim, sehingga setia pelaksanaan Hut Kota Denpasar menjadi agenda rutin pelaksaan lomba yang tahun ini dilaksanakan, Jumat (17/2) di Kantor Dinas Kebudayaan Kota Denpasar. Acara dihadiri Wakil Walikota Denpasar I.G.N Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, serta sejumlah pimpinan OPD dilingkungan Pemkot Denpasar. “Ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemkot Denpasar didalam melestarikan seni budaya warisan leluhur agar tetap lestari” ujar Jaya Negara disela-sela menghadiri kegiatan lomba yang diikuti kalangan siswa SMA/SMK di Kota Denpasar.
Plt. Kadisbud Kota Denpasar, Ni Nyoman Sujati mengatakan pelaksanaan Lomba Ngelawar, Membuat Banten Perani, lomba Membuat Sate Renteng yang juga diselenggarakan Lomba Magender Wayang se- Kota Denpasar diikuti SMA/SMK dan sekehe- sekehe sekota Denpasar. Program yang telah dirintis Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra didalam peningkatan pengelolaan aset warisan budaya memberikan pengetahuan sejak dini kepada generasi muda tentang proses pembuatan lawar, Banten Perani,dan Sate Renteng yang nantinya juga bisa mereka jadikan bekal ilmu bermasyarakat secara adat. Selain itu lomba- lomba ini juga untuk meningkatkan kreativitas dan kesadaran menjaga budaya warisan leluhur. Para juri terdiri dari konsultan seni, budayawan, akademisi seni dan tokoh masyarakat adat telah memberikan berbagai macam kriteria dalam lomba ini, seperti penggunaan bahan- bahan organik didalam proses pembuatan Lawar, Sate Renteng maupun Banten Prani.
Pelaksanaan lomba Magender Wayang diikuti 12 Peserta yang terdiri dari tiga duta masing-masing kecamatan. Para peserta dibatasi maksimal berusia 15 Tahun, membawakan tabuh wajib yaitu tabuh Merak Angelo (Gaya Banjar Kayumas Kaja) dan tabuh Slendro, dimana ditampilkan didalam empat session setiap sekali pertunjukan.
Juara I Lomba Sate Renteng dan Banten Perani diraih SMAN 4 Denpasar, Juara I Lomba Ngelawar terbaik diraih Siswa siswi SMA Taman Pendidikan 45 Denpasar, dan penampil terbaik Dalam Lomba Magender Wayang diraih Sekehe Semara Gita Banjar Gulingan, Intaran Kelurahan Sanur. Hadiah lomba diserahkan langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara. (esa)