Lulus Kuliah, Dasi Astawa: Mau “Job Seeker” atau “Job Creator”
(Baliekbis.com),Berkembangnya zaman yang dibarengi begitu cepatnya perubahan, otomatis daya saingpun semakin meningkat. Apalagi jika melihat populasi yang ada pun demikian.
Ke depan lapangan kerja masih terbuka lebar, namun kesempatan untuk meraup pekerjaan semakin menyempit. Menurut Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa,M.Si., kesempatan kerja sangat terbatas dan berada jauh di bawah angkatan kerja. “Kesempatan dan peluang kerja lebih rendah dari peluang kerja,” ucapnya saat menjadi narasumber di kuliah umum yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra, Denpasar, Selasa (28/6) malam.
Didampingi Rektor Universitas Dwijendra, Dr. Ir. Gede Sedana, MMA., menurut Dasi Astawa solusi yang terbaik agar tidak terjadi pengangguran tamatan-tamatan perguruan tinggi, maka mahasiswa harus dibekali dengan pendidikan wirausaha.
“Kalau jadi wirausaha maka ia akan menjadi “job creator”, yaitu yang menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain,” katanya, seraya menambahkan mahasiswa yang ada di Bali mencapai sekitar 70 ribu. Tiap tahunnya ada sekitar 15 ribu yang lulus dari perguruan tinggi. Jadi menurutnya tidak semua terserap di sektor pekerjaan. Untuk itu mereka mesti menciptakan pekerjaan.
Namun persoalannya dia sering menanamkan kepada mahasiswa agar membongkar mindset mereka agar jangan berpikiran setelah tamat hanya berorientasi mencari pekerjaan atau kerja sesuai dengan bidangnya. “Tidak perduli apapun pendidikanmu kalau memang sudah ingin mengembangkan diri sendiri dan tidak ingin bekerja dengan yang lain, ya ciptakan pekerjaan jangan hanya menjadi “job seeker”. Itu adalah pilihan,” tukasnya.
Ia tidak memungkiri jika di manapun yang namanya pengangguran pasti ada. Untuk itulah semua tamatan perguruan tinggi itu diarahkan pada dua hal yakni “job seeker atau job creator”. “Tidak ada yang melarang ketika tamat kuliah akan membuat suatu usaha. Dari “zero to hero” atau dari “nothing to something”. Tidak apa-apa melakukan itu, semua itu proses,” imbuhnya lagi.
Ia berpendapat, ketika ditanya strategi menjadi seorang pengusaha, tidak ada kata lain ujar Dasi Astawa yaitu hanya dengan memulai. Jadi apapun anda ketika tidak pernah memulai, maka tidak pernah punya. “Jadi semua harus dari nol, tidak pernah mencoba, tidak akan pernah bisa. Mulailah, jangan jadi pecundang, jadi pecundang berarti gagal,” tandasnya.
Rektor Universitas Dwijendra, Dr. Ir. Gese Sedana usai kuliah umum mengatakan, kegiatan macam ini dimaksudkan agar mahasiswa sejak dini mulai memahami dan memaknai nilai-nilai dan prinsip kewirausahaan.
Pemahaman inipun harus dibarengi dengab adanya kemaun, kemampuan dan keberanian mahasiswa untuk mengimplementasikannya. Rektor bahkan mendorong mahasiswa untuk segera mengeksekusi usaha bisnis dari skala yang kecil dan dapat semakin dikembangkan.
“Pihak universitas akan menyediakan fasilitas bagi mahasiswa yang akan membangun usah bisnis. Oleh karena itu, sarjana yang dihasilkan sudah siap di dunia usaha.Bahkan mereka akan bisa menciptakn peluang berusaha atau peluang kerja, khususnya bagi diri sendiri dan bagi tenaga kerja lainnya,” sebut rektor yang kerap memotivasi para mahasiswanya ini.
Sedangkan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra, Ir. I Ketut Kariati, MP., juga menambahkan, dengan aktifnya mahasiswa dalam sesi tanya jawab, bisa jadi indikator jika kuliah itu menarik dan bermanfaat dalam upaya membangun jiwa wirausaha mahasiswa dalam menghadapi tantangan ke depan.
“Kita juga berharap kelak mahasiswa bisa menjadi apa yang disebut enterpreneur, jadi tidak hanya fokus mencari kerja tapi bisa menciptakan lapangan kerja,” sebutnya. (ist)