Made Kertayasa Pemetik Apel di Inggris, Gajinya Sebulan Rp36 Juta
(Baliekbis.com), Dua warga Buleleng yang bekerja di United Kingdom, Inggris mengaku senang bisa bekerja di negeri tersebut.
“Meski sebagai pemetik apel, kami mendapat upah yang sangat memadai dan bisa membawa pulang sejumlah uang untuk keluarga,” ungkap Made Kertayasa dan rekannya I Ketut Sabda Wahyudi yang sama-sama asal Singaraja saat ditemui Selasa (20/12) di sela-sela acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gianyar dan Kaori Academy Center tentang Kepesertaan Program Perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian kepada Peserta Pemagangan di Ubud.
Menurut Kertayasa di Inggris atau sering disebut pula Great Britain, ia bekerja sebagai pemetik buah apel di sebuah perkebunan. Gajinya sepekan sekitar Rp9 juta. “Jadi dalam sebulan bisa dapat Rp36 juta. Jumlah itu akan bertambah kalau ada semacam lembur,” tambahnya.
Karena itu Kertayasa mengaku sangat senang bekerja di Inggris, meski sebagai pemetik apel. Rekannya Wahyudi juga mengaku senang.
Keduanya bahkan ingin cepat-cepat bisa segera balik agar bisa kerja lagi. “Saat ini disana lagi musim salju, jadi kami libur dua bulan hingga Februari,” ujarnya. Para pekerja jebolan Kaori Academy Center (KAC) yang berjumlah 104 orang termasuk Made Kertayasa dan rekannya I Ketut Sabda Wahyudi berangkat ke Inggris Juli lalu dan akan menjalani kontrak kerja selama setahun.
Kertayasa dan Wahyudi mengatakan, biaya hidup di Inggris juga tidak terlalu tinggi. “Untuk makan cukup Rp3 juta sebulan,” ujarnya. Kini Kertayasa mengaku tidak lagi sebagai pemetik buah. Ia di percaya menjadi driver di perkebunan. “Ketika melamar saya juga cantumkan pengalaman sebagai driver,” tambahnya.
Owner Kaori Group Ni Kadek Winie Kaori mengatakan para calon pekerja ke luar negeri sebelumnya menimba ilmu dan keterampilan di Kaori Academy Center selama tiga bulan.
“Para kandidat ini diberi berbagai keterampilan dan digembleng bahasa Inggris sehingga bisa memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri. Untuk bisa memberangkatkan mereka, sebagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Kaori Academy Center bekerja sama dengan
PT Alzubara Manpower Indonesia yang merupakan perusahaan resmi dan memiliki semua legalitas untuk mengirim PMI ke luar negeri,” kata Kaori di sela-sela acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gianyar dan Kaori Academy Center tentang Kepesertaan Program Perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian kepada Peserta Pemagangan di Ubud. Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, maka bila terjadi kecelakaan kerja dan kematian, maka akan mendapat pertanggungan dari BPJS Ketenagakerjaan.
Berbagai keunggulan yang dimiliki KAC, membuat banyak warga tertarik bergabung agar nantinya bisa bekerja di luar negeri. Saat ini ada sekitar seribu kandidat tengah menimba ilmu dan keterampilan di cabang-cabang KAC yang tersebar di beberapa kabupaten di Bali. (bas)