Mahasiswa MM FEB UGM Gagas Inovasi Pengaturan Arus Pengunjung GLZoo

(Baliekbis.com), Sekelompok mahasiswa Program Studi Magister Manajemen FEB UGM mengembangkan inovasi untuk mengatur arus pengunjung di Kebun Binatang Gembira Loka (GLZoo). Proyek mereka, yang berjudul Sustainable Smart Crowd Control: A Data-Driven Visitor Flow Management ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di wahana-wahana populer dalam kebun binatang, terutama selama akhir pekan dan hari libur.

Inovasi tersebut dirancang oleh tim Kaizen Krew yang terdiri dari Deni Bagas Pradana (MBA 83 – Marketing), Fajar Munichputranto (IMBA 83), Achmad Iqbal Ashrye (MBA 81 – Operations Management), Anteng Laras Palupi (MBA 81 – Operations Management). Mereka mengembangkan gagasan tersebut di bawah bimbingan Rocky Adiguna, SE., M.Sc., Ph.D., dan berhasil menyabet penghargaan sebagai Best Presenter pada kompetisi Project Management Challange 2024 yang diselenggarakan pada 28-29 September 2024 di Universitas Brawijaya, Malang.

Fajar Munichputranto menjelaskan inovasi yang mereka tawarkan untuk mengurai kepadatan pengunjung adalah dengan memanfaatkan teknologi RFID yang terpasang di gelang sebagai tiket masuk. Sensor di pintu masuk setiap wahana selanjutnya akan mendeteksi gelang RFID tersebut sehingga jumlah pengunjung di antrian dapat dipantau secara real-time. “Sistem ini akan menampilkan panjang antrian pada layar-layar yang ditempatkan di titik strategis di dalam kebun binatang,” jelasnya baru-baru ini.

Dengan memberikan informasi kepada pengunjung status antrian di setiap wahana-wahana, sistem ini membantu pengunjung dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Misalnya, menjelajah area lain sembari menunggu antrian berkurang. Pendekatan berbasis data ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung, mengurangi kepadatan, dan mempromosikan alur pengunjung yang lebih berkelanjutan di seluruh area kebun binatang.

Perjalanan Meraih Penghargaan

Untuk meraih gelar juara, tim ini melewati perjalanan yang panjang bersaing dengan 47 tim dari 4 negara di dunia. Pada awal kompetisi seluruh tim diminta mengumpulkan abstrak dengan tema Smart Tourism: Exploring Solutions for Sustainable Development Goals. Setelah dinyatakan lolos seleksi abstrak, tim diminta untuk mengumpulkan proposal berupa mini project master plan dengan tema yang sama.  “Setelah dinyatakan lolos seleksi abstrak, kami membuat mini project master plan yang bertemakan Smart Tourism: Exploring Solutions for Sustainable Development Goals. Kami mengambil studi kasus di Gembira Loka Zoo,” jelasnya.

Setelah dinyatakan lolos dalam seleksi awal, mereka diminta untuk mengikuti rangkaian kegiatan final yang dilaksanakan secara langsung di Malang. Kegiatan dalam babak final dibagi menjadi tiga rangkaian utama dalam tiga hari yaitu presentasi mini project master plan yang sudah dibuat sebelumnya dan cultural night, visit ke tempat ‘sudden case’, lalu presentasi mini project master plan hasil dari visit ‘sudden case’ tersebut.

Pada rangkaian acara grand final, tim diajak berkunjung ke Kampung Warna Warni yang terletak di Kota Malang. Pada kesempatan tersebut peserta diminta kembali membuat mini project master plan. Fajar dan tim mengajukan proyek judul Smart Water Defense: Integrating Eco Trash Barriers for Sustainable Waste Containment. Mereka mengusulkan alat penjebak sampah sungai yang mengalir di tengah Kampung Warna Warni yang dilengkapi dengan sensor dan alat pengangkut otomatis untuk mengurangi terjadinya banjir di wilayah tersebut.