Mangku Pastika Ajak Masyarakat Berdayakan Lahan Kosong dengan ‘Urban Farming’

(Baliekbis.com), Urban farming di wilayah perkotaan dinilai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Untuk itu lahan-lahan kosong yang ada bisa dioptimalkan dengan budidaya urban farming sesuai kondisi lingkungannya.

“Ini sejalan dengan program Bali menuju Green Province, menjadi Bali yang hijau dan lestari serta masyarakatnya sehat dan sejahtera,” ujar Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kegiatan Reses, Selasa (30/7) di Sanur Denpasar.

Reses dengan tema “Prosfek Pertanian Organik: Tantangan dan Solusinya” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan pelaku usaha urban farming Ni Wayan Sri Sutari dan Pengelola Warung Akah di Jln. Panjang Sari Gang II No. 3 Sanur Kauh, Denpasar Ketut Kartini.

Kartini menjelaskan Warung Akah banyak memanfaatkan sayuran dan buah-buahan hasil urban farming yang selain organik juga segar. “Banyak turis yang datang ke sini karena menyukai produk urban farming ini,” jelasnya.

Sementara itu Ni Wayan Sri Sutari, S.P., M.P. mengatakan prospek urban farming sangat bagus. Banyak tanaman bisa dikembangkan dan tumbuh subur di Denpasar meski berada di dataran rendah dengan cuaca panas.

“Saya membudidayakan lahan sekitar 5 hektar di kawasan Sanur dan sekitarnya dengan berbagai tanaman sayuran dan buah-buahan. Hasilnya bagus dan ini usaha yang menjanjikan,” jelas Sutari yang juga Dosen Pertanian Unud ini.

Hasil pertanian dari lahan tidur ini dijual ke supermarket, hotel dan ke rumah makan setempat. Menurut Sutari, selain bercocok tanam di tanah, juga bisa dilakukan secara hidroponik untuk lahan terbatas.

“Permintaan akan sayuran dan buah-buahan sangat tinggi. Selagi orang butuh makan, maka pertanian takkan pernah mati,” ujarnya.

Ke depan, urban farming yang dikelola dengan baik bisa menjadi destinasi pariwisata. Yang datang bisa memetik langsung produk yang ditanam. “Kita juga merencanakan ada cooking class,” tambah kandidat doktor pertanian ini.

Sri Sutari, pelaku urban farming di Sanur

Mangku Pastika memuji apa yang dilakukan kaum perempuan yang begitu semangat mengembangkan pertanian dan memanfaatkan hasilnya. “Usaha ini bukan saja membuka peluang bisnis juga turut menjaga lingkungan tetap hijau dan lestari,” ujarnya.

Gubernur Bali 2008-2018 ini menambahkan pemanfaatan lahan secara tepat dengan tanaman yang berguna sejalan dengan program mewujudkan Bali Green Province. “Dengan menjaga dan merawat lingkungan tetap bersih, hijau dan memberikan nilai ekonomi maka akan menjadikan Bali lebih baik ke depannya,” ujarnya.

Urban farming bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tambahan nilai ekonomi dari tanaman yang dibudidayakan. Mangku Pastika menambahkan saat menjabat Gubernur Bali telah meluncurkan program Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang hasilnya sangat membantu ekonomi petani. “Jadi kalau mau green yaa salah satunya dengan Program Simantri ini,” pungkasnya.

Dalam Program Simantri, setiap kelompok tani dibantu 20 ekor sapi betina. Dari sini, kelompok bisa menghasilkan urine sapi, kotoran untuk bahan kompos dan hasil pengembangan sapi. (bas)