Mantra-Kerta Ingin Masyarakat Tabanan Langsung Sampaikan Harapannya
(Baliekbis.com), Dalam rangka mendekatkan Mantra-Kerta dengan masyarakat, Koalisi Rakyat Bali (KRB) Tabanan menggelar kampanye dialogis berbasis zonasi. Model kampanye dialogis berbasis zonasi ini sepenuhnya dihadiri oleh masyarakat sekitar wilayah kampanye tanpa mobilisasi massa dari wilayah lain. Sebagaimana terpantau dalam kampanye dialogis yang digelar di Desa Luwus Kecamatan Baturiti, Rabu (7/3). Berdasarkan keputusan KRB Tabanan, kampanye terbuka di tempat ini akan mengundang para tokoh masyarakat Baturiti yang akan ditopang oleh beberapa tokoh masyarakat dari Kecamatan Penebel.
Menurut Ketua Koalisi Rakyat Bali (KRB) Tabanan Ketut Arya Budi Giri, fokus Mantra-Kerta adalah bagaimana menjadikan rakyat sebagai subjek pembangunan, bagaimana rakyat sebagai pemegang kedaulatan mendapat ruang sebesar-besarnya untuk menyampaikan aspirasinya secara langsung pada Mantra-Kerta. “Masyarakat yang hadir dalam acara ini riil tokoh masyarakat Baturiti dan beberapa dari Penebel. Jadi tidak ada warga yang dimobilisasi dari wilayah lain untuk meramaikan acara tatap muka bersama kandidat. KRB selalu menekankan berjalannya proses yang riil, bukan aksi semu,” ucapnya.
Lebih lanjut dijelaskan ABG, demikian sapaan akrabnya, dalam kampanye dialogis selanjutnya yang akan digelar di Kabupaten Tabanan, juga akan tetap mempertahankan pola ini. Tujuannya untuk memberikan kesempatan pada warga dapat berdialog secara langsung dengan Mantra-Kerta serta menyampaikan harapan-harapannya untuk penataan pembangunan Bali. “Kalau kampanye dengan jumlah massa yang sangat besar sampai memobilisasi massa dari luar zona kampanye, warga tidak akan mendapat kesempatan menyampaikan harapannya secara langsung, padahal wargalah pemilik kedaulatan di negeri ini,” lanjutnya.
Metode kampanye terbuka yang menekankan penguatan dan pencerdasan masyarakat berbasis zonasi memang menjadi ciri khas Mantra – Kerta dalam menghadapi pemenangan Pilgub Bali 2018. Tujuannya agar kandidat dapat melihat lebih dekat psikologi sosial rakyat secara riil serta terjalin ikatan emosional yang kuat antara kandidat dan rakyat. “Kita sedang mencari pemimpin rakyat Bali yang menjadikan rakyat sebagai fokus dan tujuan utama pengabdian dan Mantra-Kerta adalah jawabnya,” tutup Arya Budi Giri. (nwm)