Mari Bersama-sama Kurangi Pengunaan Gadget Pada Anak
(Baliekbis.com), Kekhawatiran para orang tua saat ini terhadap dampak ketagihan penggunaan gadget dikalangan anak-anak dilakukan pembahasan bersama dalam seminar Kecanduan Gadget (gawai) pada anak yang digelar PS. Sarjana Psikologi FK Unud, Minggu (21/10). Seminar ini mengundang Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Denpasar, Ny. Selly Dharmwijaya Mantra sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut.
Makalah Gadget dan Anak di Zaman Now dibawa Ny. Selly dengan langkah program inovatif bekerjasama dengan para OPD Pemkot Denpasar. Program ini meliputi pemenuhan kebutuhan hak-hak anak di Kota Denpasar yang tak terlepas dari program kota layak anak Denpasar.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PS. Sarjana Psikologi FK Unud yang telah melibatkan kami dalam kegiatan bertukar pikiran bersama dalam mengurangi dampak Gadget dan anak di Zaman Now,” ujar Ny. Selly. Lebih lanjut dikatakan bagaimana perbedaan anak-anak pada jaman dahulu dan saat ini dalam berinteraksi. Anak-anak jaman dahulu lebih berinteraksi lewat permainan tradisional seperti main dengkleng, bola bekel, main karet hingga metajog.
Perbedaan ini bagiaman anak jaman sekarang lebih asik menerima pesan dari gadget serta mengurangi interaksi mereka antar sesama. Dari data yang ada, menurut Ny. Selly bahwa 72 persen pengguna gadget dari kalangan anak berusia 9-12 tahun. 84 persen dari pengguna gadget remaja berusia 13-17 tahun, dengan rata-rata bermain gadget pada anak selama 6,5 jam dan dewasa selama 11 jam. “Dimana anak-anak biasa memainkan gadget 99 persen dirumah, 71 persen saat bepergian, 70 persen saat dirumah makan, 40 persen saat di rumah teman, dan 71 persen sekolah,” ujar Ny. Selly. Dari penggunaan gadget ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif diantaranya anak pintar memilih informasi, dan dampak negatif antara lain resiko terkena radiasi.
Sehingga pihaknya bersama OPD Pemkot Denpasar telah melakukan langkah untuk mengurangi penggunaan gadget di kalangan anak-anak. Disamping peran besar dari para orang tua untuk memberikan pendampingan, tentukan waktu onlien bersama, hingga tekankan pentingnya bersosialisasi.
Pemenuhan kebutuhan hak anak di Kota Denpasar dilakukan dengan melibatkan mereka dalam kegiatan seperti mengisi liburan sekolah secara kreatif. Meliputi kegiatan Supercamp, Rare Bali Festival, Festival Carik, Bimbingan Teknis Penyiaran Radio, Pelatihan Photography, Denpasar Festival, hingga memberikan setiap ruang kreatif pada ruang publik yang ada di Kota Denpasar. Disamping itu pihaknya juga bersinergi dengan OPD untuk mewujudkan mobil konseling keluarga Kota Denpasar. “Semoga pertemuan dari seminar ini dapat bersama-sama untuk kita melakukan langkah-langkah inovatif mengurangi dampak dari penggunaan gadget pada anak,”ujar Ny. Selly. (pur)