Media Gathering OJK Bali ‘Mekarya Ulian Tresna’: Dari Kantor 157 OJK, Bursa Saham hingga Whoosh

(Baliekbis.com), Selama dua hari sejak Senin tanggal 2-3 Desember 2024, tiga puluh wartawan diajak OJK Bali ke Jakarta-Bandung. Acara yang dikemas dalam Media Gathering OJK Bali ‘Mekarya Ulian Tresna’ ini memberi tambahan wawasan dan informasi bagi wartawan yang selama ini rutin mempublikasikan informasi (berita) yang di-share OJK melalui grup ‘Wartawan OJK Bali’.

Di hari pertama, dari Bali melalui Bandara Ngurah Rai, rombongan setiba di Bandara Soekarno-Hatta langsung menuju kantor Kontak 157 OJK yang berada di lantai 16 Gedung Wisma Mulia 2 Jakarta.

Di sini berbagai informasi awal diberikan petugas yang setiap hari menerima pengaduan menyangkut masalah keuangan dan memberi layanan informasi kepada masyarakat. Ada 100 petugas operator yang bertugas.  Mereka terbagi untuk menangani kanal WhatsApp, email, media sosial, menerima surat dan calls.

Setelah melihat ruang kerja operator, wartawan menerima penjelasan dari Direktur Pelayanan Konsumen, Pemeriksaan Pengaduan dan PEPK Regional OJK Sabar Wahyono terkait keberadaan Kantor Kontak 157.

Menurut Sabar ada 3 jenis layanan 157 yang diberikan yaitu layanan informasi, menerima laporan masyarakat dan pengaduan. Masyarakat dapat menggunakan layanan ini secara gratis yang tersebar di seluruh kantor OJK. Dengan adanya lokasi baru Kontak 157 diharapkan dapat semakin meningkatkan kualitas perlindungan konsumen melalui pemberian informasi dan layanan pengaduan mengenai produk dan layanan jasa keuangan kepada konsumen dan masyarakat.

Paparan menyangkut kejahatan digital serta pentingnya literasi dan edukasi keuangan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat disampaikan Hudiyanto selaku Analis Eksekutif Senior Kelompok Spesialis Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (Ketua Sekretariat Satgas PASTI).

Mencegah penipuan lewat digital yang semakin banyak dan merugikan masyarakat maka dibentuk Satgas PASTI yang dulu namanya Satgas Waspada Investasi (SWI). Satgas ini anggotanya tidak hanya dari otoritas yaitu OJK dan BI, juga Kementerian, dan lembaga. Sebab penanganan kejahatan keuangan perlu dilakukan berbagai lintas lembaga. Diingatkan jika warga menyadari adanya penipuan agar secepatnya melapor ke kontak 157 untuk pemblokiran rekening. Korban juga bisa melapor langsung ke banknya.

Dari OJK 157 wartawan yang dengan setia didampingi Irhamsah selaku Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi Bali serta Tim Humas OJK langsung mengunjungi kantor IDX (Indonesian Stock Exchange) atau Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan ruang transaksi jual beli saham, surat berharga, dan instrumen investasi berjangka lainnya. BEI merupakan sarana berinvestasi yang aman dan penting bagi masyarakat.

Hari kedua (Selasa/3/12) dari hotel di Jakarta rombongan langsung menuju stasiun Whoosh, kereta api cepat Jakarta-Bandung. Perjalanan kali ini terbilang lebih santai, karena hanya satu tempat yang dikunjungi yakni Whoosh. Rombongan diterima Emir Monti selaku Manager Corporate Communication KCIC (Kereta Cepat Indonesia-China).

Whoosh singkatan Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat menurut Emir dalam pekerjaannya melibatkan 4 BUMN yakni KAI, WIKA, PTPN VIII dan Jasa Marga.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ‘Whoosh’ adalah layanan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Whoosh beroperasi dengan kecepatan hingga 350 km/jam, melayani rute Jakarta–Bandung melalui empat stasiun utama yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

Dengan kecepatan tinggi, jarak tempuh 142 km yang biasanya dua jalan, dengan Whoosh hanya 30 menit. “Saat ini semakin banyak yang menikmati kereta cepat ini. Sudah 6 jutaan yang memanfaatkannya,” tambah Emir.

Whoosh dioperasikan dan dikelola oleh PT Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC) terus menghadirkan inovasi dan kemudahan dalam perjalanan melalui layanan transportasi cepat dan terintegrasi. Investasi Proyek Whoosh senilai sekitar Rp110 triliun ini merupakan patungan Indonesia sebesar 60 persen dan 40 persen Cina. Terima Kasih OJK Bali. (bas)