Mengapa Indonesia Harus Mengimpor Garam?
(Baliekbis.com), Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia, namun setiap tahun selalu mengimpor garam. Mengapa harus mengimpor garam? karena produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan industri yang terus meningkat.
Produksi garam yang hanya mengandalkan hasil petani garam lokal yang belum memenuhi kebutuhan industri secara berkelanjutan, membuat pemerintah membuka kran untuk impor garam, terutama dari Australia.
Berdasarkan data neraca garam Indonesia, stok awal garam pada tahun 2017 mencapai 789,9 ribu ton. Sementara jumlah pasokan mencapai 2,2 juta ton, berasal dari produk domestik 916,9 ribu ton, ditambah impor sebesar 2.2 juta ton. Sehingga secara akumulasi persediaan garam sepanjang tahun lalu mencapai 3,9 juta ton.
Di lain pihak penggunaan garam domestik mencapai 3.5 juta ton, ditambah untuk ekspor 215 ton. Jika ditotal konsumsi garam domestik ditambah untuk ekspor mencapai 3.55 juta ton.
Selisih antara persediaan dengan penggunaan mencapai 349,5 ribu ton.
Mengapa kita harus mengimpor garam? Saat ini Indonesia termasuk Bali, mengalami kelangkaan penduduk yang mau menjadi petani garam.
Bisnis garam dianggap belum bisa membawa perubahan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Demikian terungkap dalam dialog tentang Bisnis Garam, yang diadakan dalam rangkaian kegiatan Pkm Universitas Warmadewa, Minggu (23/5/21) di Desa Wisata Garam Uyah Kusamba, Klungkung. PKM Unwar yang diketuai Wayan Gede Sarmawa, dengan anggota IB Udayana dan Nyoman Senimantara melibatkan kelompok petani garam uyah Kusamba,dengan menghadirkan narasumber dari GGK Bali Nyoman Suparna. Dihadiri juga Perbekel Desa Kusamba dan Maneger Koperasi Uyah, Kusamba, Sadi Adi Putra.
“PKM Unwar dengan melibatkan stakeholder garam, diharapkan bisa menjalin kemitraan dengan petani Garam Uyah Kusamba. Peningkatan kualitas dan produksi garam dengan program kemitraan ini diharapkan bisa dilakukan,” ungkap Wayan.
“Aspek pemasaran bisa diperluas untuk pangsa ekspor, tanpa mengurangi ciri khas tradisional garam Kusamba,” tutupnya. (ist)