Mengenal PLTMh Panji Muara Raya, 6 Tahun Terangi Bali dengan Listrik EBT
(Baliekbis.com), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro (PLTMh) Panji Muara telah menjadi etalase pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) di Bali. PLTMh berkapasitas 2 x 700 kiloWatt (kW) ini merupakan pembangkit mini hidro komersial pertama dan satu-satunya di Pulau Dewata.
Berada di Desa Sambangan, Singaraja, Buleleng, pembangkit ramah lingkungan ini telah membangkitkan listrik sejak Oktober 2016.
”PLTMh ini tak hanya berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik untuk jaringan di Bali bagian utara saja, namun juga berfungsi sebagai showcase solusi energi baru terbarukan di Bali,” ujar Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bali Utara, Agus Yudistira.
Agus menjelaskan, pembangkit yang memanfaatkan sumber air dari Tukad Buleleng ini telah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga murid taman kanak – kanak kerap mendatangi untuk memperoleh pengalaman dan informasi terkait energi baru terbarukan.
Senior Manager Perencanaan, Putu Putrawan menyebutkan, potensi energi baru terbarukan di Bali cukup besar. Untuk PLTMh sendiri, Bali memiliki potensi hingga 24,5 Megawatt (MW) dan dalam peta jalan pembangunan pembangkit EBT di Bali yang terdekat direncanakan akan ada penambahan sebesar 1,3 MW pada 2023.
Untuk itu, PLN telah menyiapkan skenario untuk penambahan bauran energi baru terbarukan di jaringan subsistem Bali. Saat ini Bali memiliki berbagai potensi EBT yang bersumber dari tenaga air, surya, panas bumi, hingga angin.
“Target kami tahun 2030 akan ada total penambahan listrik yang bersumber dari EBT sebesar 238,8 MW sehingga bauran energi baru terbarukan nantinya dapat mencapai 13,49 persen,” terangnya.
Saat ini bauran energi baru terbarukan di Bali masih berada di angka 0,29 persen yang dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan PLTMh dengan total daya mampu sebesar 3,4 MW.
“Kami berkomitmen untuk memastikan peningkatan rasio bauran energi baru terbarukan dapat terealisasi dengan inovasi, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari segi perijinan, investasi, maupun inovasi pendukung yang mampu mendukung percepatan transisi energi,” tutupnya.