Mengenang Puputan Badung ke-114. Ngurah Ambara: Generasi Muda Bisa Teruskan Semangat “Puputan”
(Baliekbis.com),Kehadiran Ngurah Ambara Putra sebagai bakal calon Walikota Denpasar sangat diterima dengan baik di kalangan puri yang ada di Kota Denpasar. Hal ini terlihat pada saat Puri Grenceng sedang mengenang hari bersejarah Peringatan Puputan Badung ke-114.
Peristiwa bersejarah itu adalah saat pertempuran sengit perang Puputan Badung yang dipimpin langsung oleh raja Badung yakni I Gusti Ngurah Denpasar, peristiwa itu berlangsung pada tanggal 20 September 1906. I Gusti Ngurah Denpasar sendiri gugur pada waktu itu.
Mengenang peristiwa bersejarah itu diisi dengan ‘Mekidung’ (Geguritan) atau Syair merdu yang dilantunkan Ambara Putra dan beberapa penglingsir Puri di acara mengenang perang Puputan Badung, Minggu 20 September 2020, di Puri Grenceng, Denpasar. Lantunan Syair yang terdengar lirih dan membuat suasana menjadi kembali ke jaman sejarah besar yang pernah terjadi di Bali 114 tahun yang lalu.
Raja, bangsawan dan rakyat Bali saat itu bersatu untuk melawan sebuah kolonialisme yang dilakukan oleh Belanda, dimana Puputan Badung itu mempunyai arti perang sampai darah penghabisan. Sebuah konsep harga diri yang tidak mau tunduk akan kesewenang-wenangan penjajahan saat itu.
Diharapkan ke depan para generasi penerus bisa melanjutkan dan mempertahankan semangat atau “Spirit Puputan” dalam pembangunan bangsa dan negara. Tujuan lainnya adalah tetap melestarikan warisan budaya leluhur melalui cerita-cerita Babad yang dilantunkan melalui Kakawin.
“Peringatan Hari Puputan Badung ke-114 menjadi spirit lelangi (leluhur) dan spirit generasi penerus. Mudah-mudahan peringatan ini bisa kami selenggarakan setiap tahun,” ujar A.A. Ngurah Agung.
Menurut Ambara, konsep 5 P itu yakni Pura, Purana, Puruhita, Para dan Puri. Calon Walikota Denpasar yang berpasangan dengan Made Bagus Kertanegara ini menjelaskan, dalam konteks kekininian adalah menjaga budaya agar tetap lestari.
“Bukan hanya konteks menjaga situs dan ritus yang ada, tapi juga etika maupun budi pekerti dalam membangun budaya sosial untuk Kota Denpasar yang lebih maju,” kata Ngurah Ambara Putra.
Kota Denpasar juga harus punya daya saing dengan tetap berbasis budaya. Konsep smart city yang telah berjalan menurutnya, tetap akan dipertahankan.
Sebab, menurut calon yang diusung Golkar-Nasdem-Demokrat ini, digitalisasi yang terintegrasi turut memberikan kontribusi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam pelayanan birokrasi, digitalisasi memberikan transparansi terhadap kinerja pemerintah.
“Seperti kita ketahui, Denpasar ini, PAD-nya sangat tergantung dari jasa. Artinya, yang akan kita bangun nanti salah satunya sumber daya manusia untuk mendukung peningkatan jasa,” ujarnya.
Membangun sumber daya manusia terkait erat dengan dukungan terhadap pendidikan warganya. Ke depan konsep pendidikan yang disiapkan menurutnya, tidak ada boleh ada dikotomi antara sekolah swasta dan negeri.
“Kita perlu memikirkan pendidikan bagi anak-anak kita. Yang saya tahu, tamatan SD di kita mencapai 7.000 orang, sedangkan data tampung SMP hanya 3.000, sisanya harus kita pikirkan,” jelasnya.
Denpasar dengan segala kemajemukan yang ada membutuhkan birokrasi yang cepat. “Asesmen sangat dibutuhkan. Secara transparan kita harus memiliki target pencapaian,” kata Ngurah Ambara Putra. (ist)