Menggali Pengetahuan Masyarakat Pesisir tentang Pertolongan Pertama pada Kejadian Tenggelam di Desa Ketewel

(Baliekbis.com), Keselamatan dalam berwisata merupakan aspek paling penting untuk diperhatikan oleh seluruh pihak, mulai dari pemilik atau pengembang wisata, pemerintah maupun seluruh wisatawan. Mereka harus menetapkan protokol dan standar keamanan dan keselamatan yang baik untuk menghindari risiko kecelakaan dalam kegiatan wisata, misalnya kasus tenggelam pada wisata pesisir pantai.

Dalam hal ini, wisata pesisir pantai tentunya memiliki risiko yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh pihak nelayan, agar mereka dapat menjalankan aturan dan standar keamanan dan keselamatan yang terdapat di tempat wisata tersebut. Namun, pada nyatanya masih banyak ditemukan para nelayan yang lalai dalam memenuhi aturan yang disediakan tempat wisata, karena kurangnya perhatian dan kesadaran mereka dalam menjaga keamanan dan keselamatan dalam beraktivitas.

Serta adanya kejadian saat lima tahun abrasi yang terjadi di Pantai Pabean mengakibatkan pura dan lahan warga tergerus.Berangkat dari masalah tersebut kami dari mahasiswa KKN-PPM Universitas Udayana mengadakan kegiatan sosialisasi terkait hal tersebut.

KKN-PPM Desa Ketewel (19/02/2023) telah menjalankan salah satu Program Kerja yaitu Sosialisasi Pencegahan Tenggelam di Aula Kantor Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang dihadiri oleh 15 orang kelompok nelayan dari banjar Kubur, Pabean, dan rangkan. Tujuan dari diadakannya sosialisasi pencegahan tenggelam agar nelayan di Desa Ketewel mendapatkan informasi untuk mendukung kegiatan mereka saat melaut, menurunkan angka kematian dan tingkat kecelakaan ketika sedang melakukan kegiatan di pesisir pantai, serta mengadakan simulasi dan mengajarkan penanganan korban tenggelam kepada masyarakat khususnya nelayan di Desa Ketewel. Masyarakat diharapkan dapat memperhatikan dan mengimplementasikannya secara optimal.

Narasumber dalam kegiatan sosialisasi pencegahan tenggelam dibawakan oleh Dr. Ir. Agus Dharma, MT. yang merupakan seorang Life Guard Buleleng serta Dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana. Materi yang dibawakan yakni mengenai proses evakuasi korban dalam kondisi emergency dan selayaknya, serta penanganan korban kecelakaan di pesisir pantai, terutama pada korban yang tenggelam demi terciptanya keselamatan wisata pesisir pantai yang optimal. Dalam sambutannya, narasumber menjelaskan sebagai nelayan kita memerlukan sebuah perlindungan dari seorang balawista. Balawista merupakan badan penyelamat wisata tirta yang bertugas untuk melindungi masyarakat pesisir pantai dengan memberikan pertolongan pertama pada korban.

Berdasarkan materi yang telah narasumber sampaikan, dapat disimpulkan bahwa para nelayan diharapkan untuk selalu mempersiapkan diri apabila terjadi kecelakaan di daerah pantai dan sekitarnya. Dalam melakukan pertolongan pertama pada korban tenggelam, diperlukan pengetahuan atau tata cara yang benar, selain itu juga diperlukan ketelitian agar korban dapat ditangani dengan baik. Salah satu contoh pertolongan pertama adalah CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) yang diperlukan saat adanya seseorang mengalami henti jantung atau kesulitan bernapas. Upaya pertolongan medis ini untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh. Dalam pemaparan materi, narasumber juga memeragakan cara CPR yang benar, karena kemampuan CPR merupakan hal yang penting untuk semua orang sebagai salah satu bentuk siap siaga apabila terjadi kecelakaan.

Besar harapan dari Dr. Ir. Agus Dharma, MT kedepannya di Desa Ketewel khususnya masyarakat pesisir pantai dapat membentuk balawista. “ Dengan adanya balawista masyarakat pesisir mendapat rasa aman dan perlindungan.” tutur ketua balawista Sangsit Buleleng, Dr. Ir. Agus Dharma, MT di dalam Aula Kantor Kepala Desa. Beliau menambahkan, agar insan insan muda di pesisir pantai mendapat pelatihan dan pemahaman mengenai kebalawistaan. (ist)