Menguatkan Tri Hita Karana, Pasikian Yowana Bali Gelar Pelatihan Kepemimpinan Adat Bali
(Baliekbis.com), Pasikian Yowana Bali mengadakan kegiatan pelatihan kepemimpinan adat Bali (Palpimdat 2) Bali di hotel Inna Bali Heritage, Denpasar, Bali. Pelatihan diikuti oleh 162 peserta dari seluruh kabupatan-kota dan kecamatan seluruh Bali.
Pelatihan ini menghadirkan para nara sumber yang sangat berkompeten di bidang mereka masing-masing, antara lain Prof. DR. Wayan P Windya, S.H., M.H., Sekretaris INA Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, I Gede Pasek Pramana, S.H., M.H., Patajuh Panyarikan Agung MDA Provinsi Bali, dan Ida Dewa Agung Lesmana, S.H., M.Kn., Manggala Utama MDA Provinsi Bali.
Dalam kesempatan ini pemateri Purwo Handoko, founder Sayaga Bali Initiatives, juga memberikan paparan yang inspiratif untuk para peserta terkait dengan potensi dan daya tarik budaya Bali.
“Yowana Bali dengan sumber daya budaya, sumber daya manusia, dan jaringan sampai ke tingkatan banjar di seluruh Bali, dengan Majelis Desa Adat-nya, tentu memiliki potensi besar untuk berperan dalam memajukan Bali,” kata Purwo Handoko, Sabtu (09/11/2024) di depan peserta.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Purwo Handoko, yang juga Chief Executive Officer (CEO) Rocket Racing Bali, tim balap mobil super car berbasis di Bali, bahwa nama Bali yang sudah mendunia dan kekuatan daya tarik Bali bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Di Bali sudah ada Bali United, di olahraga sepakbola. Kini di Bali ada Rocket Racing Bali, saya membawa nama Bali ke dunia otomotif balap mobil ke dunia internasional,” ujar Purwo.
Selain itu, ia juga mengajak Yowana Bali untuk memulai berbuat nyata, seperti yang ia lakukan untuk melayani dan berbagi dengan yang membutuhkan dengan membuka Warung Rakyat di daerah Munggu.
Purwo menjelaskan Warung Rakyat yang dia inisiasi dimaksudkan untuk membantu masyarakat dengan menyediakan makanan murah, sehat dan bergizi, dengan harga murah.
“Konsep kegiatan sosial ini memberikan menu makanan bukan gratis, membayar sebisanya, entah seribu atau dua ribu rupiah, tujuannya untuk mendidik, dan menghargai dignity (kehormatan) orang yang memanfaatkan layanan Warung Rakyat,” ujar Purwo.
Purwo Handoko juga mengajak Yowana Bali untuk ikut berkolaborasi dengan membuka warung rakyat di berbagai daerah lain di Bali. Selain itu ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan secara positif kekuatan jaringan adat dan pemerintahan untuk membangun kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Legislasi adalah alat penting yang harus dijadikan sebagai pijakan dalam mengambil keputusan di berbagai bidang peri kehidupan sosial, ekonomi, masayarakat,” kata Purwo.
Terkait ajakan berkolaborasi dan bersinergi antara Sayaga Bali Initiatives, Ida Dewa Agung menyatakan bahwa Yowana Bali menyambut baik karena Purwo Handoko telah membuktikan.
“Pak Purwo Handoko ini bukan orang Bali, namun sejatinya beliau telah memahami dan mempraktikkan ajaran Tri Hita Karana,” kata Ida Dewa Agung.
Untuk diketahui, pelatihan kepemimpinan yang diadakan untuk kali kedua ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan para peserta pelatihan yang terdiri dari para pengurus dan anggota Pasikian Yowana Bali.
“Pelatihan kepemimpinan adat Bali ini diselenggarakan untuk menanamkan nilai-nilai adat-istiadat Bali yang antara lain berdasarkan pada Tri Hita Karana, yang mana para anggota Pasikian Yowana Bali harus menerapkannya dalam berpikir, bertindak, dan dalam mengambil keputusan strategis,” kata Ida Dewa Agung Lesmana, S.H., M.Kn., Manggala Utama (Ketua Umum) Pasikian Yowana Bali kepada media Minggu (09/11/2024) di Denpasar, Bali.
Ida Dewa Agung lebih lanjut menjelaskan bahwa dari aspek paling kecil dalam kehidupan dari keluarga, banjar, desa dan lingkungan lebih luas adat dan nilai budaya Bali harus menjadi pijakan dan tolok ukur dalam bertindak di era teknologi informasi berbasis internet yang borderless.
“Kami menyadari hanya lewat budaya, pengaruh-pengaruh asing terhadap generasi muda yang masif masuk ke ruang pribadi melalui internet, media sosial, yang nyaris tanpa bisa dibendung, bisa ditangkal. Hanya penguatan melalui budaya pengaruh-pengaruh negatif bisa difilter,” ujar Ida Dewa Agung, yang didampingi oleh Ketua Panitia, I Dewa Putu Ardita Yasa, S.Ag.