Menteri DPDTT Bawa Empat Program Unggulan ke Ubud
(Baliekbis.com), Untuk memacu pembangunan desa, khususnya Ubud, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi akan membawa sejumlah program unggulan ke daerah yang terkenal dengan pariwisatanya ini. Diharapkan dengan focus pada program unggulan tersebut, kemajuan desa akan cepat lagi dan mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan hal itu di sela-sela acara “The 4th Ubud Royal Weekend” yang berlangsung di Museum Puri Lukisan Ubud, Sabtu (20/5/2017). Pada acara tersebut juga dilakukan MoU PT Mitra BUMDes dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar.
Menteri Eko mengatakan ada 4 program unggulan yang diberikan untuk pembangunan desa dan pihaknya fokus pada program tersebut. Ke-4 program unggulan tersebut di antaranya program pro kades, embung desa dan BUMDes. Untuk program Pro Kades menurut Menteri dilakukan dengan membuat klasterisasi desa, bisa pertanian, perikanan dan yang paling penting di sektor pariwisata. “Pariwisata ini dimana fokusnya. Saya mau dapat masukan di Ubud ini fokusnya dimana dan apa saja kebutuhannya,” jelasnya kepada wartawan. Setelah itu pihaknya akan mengumpulkan 16 Kementerian terkait, dunia usaha plus bank agar bisa membantu. “Jadi ada akselerasi,” tambahnya.
Program kedua untuk desa tambah Menteri Eko yakni progra embung desa. Memang diakuinya kalau embung tak relevan di Ubud. Tapi embung bisa untuk pariwisata, bukan semata hanya kepentingan pertanian. “Embung ini juga bisa untuk perikanan guna meningkatkan gizi masyarakat. Sebab banyak saat ini balita masih kekurangan gizi,” jelasnya. Sementara program BUMDdes, Menteri mengatakan ingin mengetahui apa PT Mitra BUMdes kabupaten ini sudah terbentuk apa belum. Dengan adanya PT Mitra BUMDEs di kabupaten nantinya bisas dibentuk mitra BUMDes di desa-desa sehingga ada pendampingan di tiap BUMDdes desa dan bisa ada link and match antara perusahaan besar, UKM dengan pengusaha kecil di desa-desa. Pasalnya problem dari UKM dan pengusaha kecil ini mereka tak punya resources management, distribusi dan marketing. Karena hal tersebut mahal. “Dengan adanya link and match, antara perusahaan besar dan UKM, nantinya UKM akan menjadi suplayer perusahaan-perushaaan besar. Jadi standarnya bisa ikuti perusahaan besar. Akan ada muncul benefit dimana industri yang kecil bisa belajar dan tak lagi memikirkan marketnya. “Dan yang besar bisa juga kostnya ditekan karena mereka outsourcing. Karena dunia sekarang ini modelnya seperti itu. Contohnya sepatu Nike dan Apple, mereka ini tak punya pabrik, dia hanya marketing dan distribusi saja. Sehingga industri besar jadi efisien dan industri kecil bisa jadi kuat.
“The 4th Ubud Royal Weekend” yang berlangsung di Museum Puri Lukisan Ubud ini untuk memberikan wadah kolaborasi dan interaksi bagi stakeholders local maupun global, MarcPlus, Inc., dan keluarga Puri Agung bersama dengan masyarakat Ubud. Acara yang sudah berlangsung untuk keempat kalinya ini mengangkat tema Entrepreneurship, Culture, and Tourism” dan akan berlangsung tiga hari mulai 19-21 Mei 2017. (bas)