(Baliekbis.com), Maraknya informasi hoax khususnya di sosial media saat ini bahkan sudah menjadi masalah Nasional yang dapat mengakibatkan lunturnya persatuan dan kesatuan NKRI. Guna memahami informasi hoax, cara menangkal hoax, dan cerdas berteknologi, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama RRI Denpasar menyeleggarakan Dialog Publik yang bertajuk “Merawat Kebhinekaan Melawan Hoax” yang diselenggarakan di Swiss-Bel Hotel, Kuta, Sabtu (8/6). Acara ini dibuka oleh Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, mewakili Walikota Denpasar dan menghadirkan 3 pembicara diantaranya Sejen Kominfo RI, Rosarita Niken Widiastuti, Ketua FKUB Indonesia dan Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, dan Rizza Kamajaya.
Sekjen KemKominfo RI, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan kekuatan bangsa adalah persatuan. Menurut survei yang telah dilakukan, pengguna internet di Indonesia terbanyak adalah generasi millennial yang mencapai 56%. “Bahkan jumlah handphone yang beredar di Indonesia sudah melebihi jumlah penduduk Indonesia, sehingga memang ini menjadi peluang besar tersebarnya hoax jika masyarakat tidak cerdas,” ungkapnya. Lebih lanjut disampaikan bahwa, banyaknya group WhatsApp juga mempercepat pergerakan informasi, dan ini menjadi tantangan karena hoax sangat berbahaya.
Sementara dalam sambutannya, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara mengajak seluruh masyarakat untuk cerdas dan bijak dalam menggunakan sosial media. Menurutnya, merawat kebhinekaan dapat dilakukan dengan memperkuat penanaman pendidikan karakter dan bingkai budaya, artinya ada aturan-aturan dan etika yang harus kita jaga sebagai bingkai penyebarluasan informasi. Menurutnya, fenomena pemicu hoax juga karena karakter masyarakat yang cendrung menyalahkan orang lain, sehingga muncul beragam persepsi publik yang dapat memicu hoax. “Acara seperti ini sangat baik dilaksanakan, karena mampu menjadi wadah diskusi dan komunikasi yang positif,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua LPP RRI Denpasar, Sophia Endang Widowati mengungkapkan rasa terima kasih atas kehadiran semua pihak dalam acara ini dan berharap acara ini mampu memberikan manfaat untuk lebih waspada dalam menerima informasi, dan cerdas menanggapi informasi yang belum tentu kebenarannya. “Tentu kemajuan teknologi mempuanyai 2 mata pisau yang harus lebih cerdas kita manfaatkan, agar teknologi khususnya media sosial mampu merawat kebhinekaan, bukan justru memecah persatuan bangsa,” ungkapnya. (dev/ayu)