“Mix Tourism”, Impian atau Solusi Mengatasi Tantangan Pariwisata Bali
(Baliekbis.com), Peran pariwisata Bali semakin besar dan meningkat terhadap pariwisata nasional. Sebagai salah satu destinasi wisata yang telah mendunia, Bali menjadi magnet pariwisata mancanegara dan nusantara.
Sebagaimana disampaikan dalam buku KEKR (Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional) Provinsi Bali edisi Agustus 2018 yang diterbitkan Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, konstribusi Bali terhadap pariwisata di Indonesia signifikan dibanding daerah ataupun destinasi wisata lainnya.
Berdasarkan data BPS (atas dasar harga berlaku/ ADHB), share nilai ekspor jasa yang diperoleh Bali terhadap nasional (2010-2017) rata-rata sebesar 17,63% per tahun. Bahkan pada triwulan I dan II 2018 terus menunjukkan peningkatan masing-masing menjadi sebesar 19,89% dan 23,30%.
Peran pariwisata Bali yang semakin meningkat, juga terkonfirmasi oleh perkembangan share jumlah kunjungan wisman Bali terhadap nasional yang juga terus menunjukkan tren peningkatan. Share wisman Bali terhadap nasional (periode 2010-2017) rata-rata sebesar 38,67% pertahun, bahkan pada triwulan || 2018 mencapai titik tertinggi 41,18%. Hal ini didorong oleh kondisi pariwisata Bali yang semakin kondusif dan menurunnya aktivitas vulkanis Gunung Agung.
Menurut Penanggung Jawab KEKR yang juga Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana, Senin (1/10), dominasi pariwisata yang signifikan terhadap nasional tersebut, tidak terlepas dari beberapa keunggulan yang dimiliki Bali, yakni pengembangan pariwisata yang berdasarkan budaya, merupakan salah satu karakter khas yang dimiliki oleh Bali, tersedianya beragam destinasi wisata (budaya, alam meliputi pantai, gunung, sungai, pertanian, produk seni, sport, culinary MICE, Spiritual).
Infrastruktur juga sangat mendukung, seperti kondisi jalan yang baik dan memudahkan konektivitas antar daerah, bandar udara skala internasional, pelabuhan laut (Benoa) yang dapat diakses oleh kapal pesiar (cruise) dan tersedianya pelabuhan penyeberangan dengan daerah lain untuk menghubungkan jalur darat (Gilimanuk dan Padangbai).
Bali juga memiliki fasilitas kegiatan MICE internasional yang terintegrasi (Kawasan Nusa Dua), flight internasional dari dan ke berbagai negara asal wisman dan terus bertambah setiap tahun.
Bali juga memiliki institusi khusus yang menangani pengembangan pariwisata Bali yaitu BTB-Bali Tourism Board (merupakan pelaku usaha industri pariwisata dan membawahi 10 asosiasi usaha pariwisata serta akademisi) dan Badan Promosi Pariwisata Daerah Bali (BPPD) yang terdiri atas pelaku usaha dan Pemprov Bali serta akademisi.
Keunikan budaya Bali yang dikemas dengan baik menjadi salah satu atraksi pertujukan yang disajikan kepada wisatawan, termasuk kegiatan upacara keagamaan. “Keramahan, masyarakat Bali sangat yang menghormati dan melayani tamu dengan baik, keterbukaan dan berpegang teguh pada adat istiadat serta tanggung jawab masyarakat Bali yang berusaha menjaga keamanan dan ketenangan serta kenyamanan lingkungan wilayah sangat mendukung pertumbuhan pariwisata di daerah ini,” tambah Causa Iman Karana yang kerap disapa CIK.
Pariwisata Bali juga didukung berkembangnya desa wisata dan agrowisata yang menawarkan berbagai atraksi budaya, yang dikelola oleh desa adat dan tersedianya sekolah kejuruan (SMK) khusus pariwisata, sekolah tinggi pariwisata (STP) dan fakultas pariwisata pada Universitas Udayana merupakan salah satu tulang punggung pencetak tenaga kerja pariwisata. (ist)