MUMULAND Festival Dimulai Hari Ini di Rumah Tanjung Bungkak, Denpasar!

(Baliekbis.com), MUMULAND Festival hari ini membawa penonton ke dalam Tanah Penuh Misteri Kuno di Rumah Tanjung Bungkak, Denpasar, dengan perpaduan seni, musik, tarian, teknologi, patung, panahan berkuda, dan pertunjukan api yang belum pernah dilihat sebelumnya di Bali. Lebih dari 100 seniman Indonesia ikut serta dalam acara ini, yang berlangsung dari pukul 10:00 pagi hingga larut malam. Sebagai organisasi nirlaba, MUMULAND berkomitmen mendukung para seniman dengan membagikan semua kelebihan dana yang terkumpul secara merata.

Festival ini terbagi menjadi beberapa ruang yang menawarkan berbagai kegiatan untuk semua kalangan. Dimulai dengan Body Space, pengunjung dapat menikmati hiburan keluarga seperti berkuda, panahan, perburuan harta karun dengan hadiah utama Koin Emas, dan kompetisi beer pong yang terinspirasi dari film “Ticket to Paradise.”

Selanjutnya, Energy Space menghadirkan nilai-nilai Bali dengan menampilkan Legong, Gamelan, dan Barong dari desa-desa terpencil di seluruh Bali. Saat senja tiba, Heart Space mengambil alih, dengan berkat dari tiga pedanda dan 20 mangku, serta sesi Penyembuhan Suara oleh Agustian dari Yoga Barn, Ubud. Acara ini juga menampilkan pertunjukan musik dan cahaya Avant-Garde oleh Putu Septa dan Sraya, yang baru saja kembali dari tur di California.

Pada malam hari, MUMULAND berubah menjadi Rave Space, menampilkan penampilan Livestream dari Penari Sagu Pangkor dari Timika, Papua, dilanjutkan dengan Ecstatic Dance dari Hoda Fadel, dan pertunjukan spektakuler dari tiga DJ, penampilan rap, death metal, drag queen, dan GoGo Dancers.

MUMULAND adalah pertunjukan teatrikal yang menghidupkan kembali misteri Sundaland Kuno, sebuah peradaban yang tenggelam di akhir Zaman Es terakhir, dan dikenal sebagai lokasi legendaris dari benua yang hilang, MU. Terinspirasi oleh The KLF (Justified Ancients of Mumu), MUMULAND membangkitkan kembali semangat ini, membiarkan penonton merasakan kekacauan kreatif yang diilhami oleh The KLF. John Higgs, penulis KLF: Chaos Magic Music Money, menjelaskan, “The KLF tahu cara menciptakan Misteri; kemudian mengubahnya menjadi Pesta!” Festival ini menghadirkan kesempatan untuk memahami bagaimana tindakan berani dan kontroversial mereka telah memengaruhi seni kontemporer, baik secara global maupun di Bali.

Sepanjang hari, penonton juga dapat mengikuti Perburuan Harta Karun yang menandai peluncuran K-Line di seluruh Bali, dengan hadiah Koin Emas Edisi Khusus KLFRS 1,5 gram dari Galeria 24.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi klfrsbali.com dan ikuti kami di Instagram @klfrs_bali dan Youtube @KLFRSBali.