Ngaben Bersama Ringankan Beban Umat Hindu
(Baliekbis.com), Gubernur Bali Made Mangku Pastika lebih menyukai sebutan ngaben bersama untuk menggantikan istilah ngaben massal. Hal ini disampaikannya saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya Kinembulan (Massal) di Wantilan Desa Pakraman Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Jumat (20/7).
Menurutnya ngaben secara bersama-sama sudah dilakukan sejak dulu untuk mensiasati biaya ngaben yang relatif besar. “Saya ingat tahun 1963 ngaben bersama dilakukan untuk korban bencana Gunung Agung,” kata Pastika. Ia menambahkan, dulu banyak umat Hindu di Bali yang tidak bisa melaksanakan upacara ngaben kecuali memiliki banyak uang atau warisan tanah. Menurutnya pelaksanaan upacara dengan cara menjual warisan, berhutang bahkan membuat anak tidak bisa sekolah justru membuat upacara itu percuma karena menimbulkan penderitaan.
Ia mengatakan, suatu upacara bukan ditentukan oleh besar kecilnya banten namun yang lebih penting niat dan keiklasan pelaksanaan upacara tersebut. Ia berharap para pemuka agama dapat menjelaskan makna upacara khususnya kepada generasi muda agar sradha dan bhaktinya lebih kuat.Pada kesempatan ini Gubernur Pastika menyampaikan terima kasihnya kepada krama Desa Pakraman Lepang yang sudah melaksanakan upacara ngaben secara bersama-sama.
Bendesa Adat Lepang I Made Merta selaku ketua panitia mengatakan upacara pitra yadnya kinembulan di Desa Pakraman Lepang kali ini diikuti 39 sawa. Setiap sawa hanya dikenakan biaya 5 juta rupiah. Sisanya berasal dari sumbangan sukarela. Tampak hadir dalam acara tersebut anggota DPRD Bali dari Fraksi PDIP Ketut Kariyasa Adnyana. (sus)