“NGORTE” OJK-Media, Tabungan Mendominasi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga di Bali
(Baliekbis.com), Penghimpunan DPK (Dana Pihak Ketiga) di Bali didominasi oleh tabungan sebesar 53,62% yang juga sekaligus menjadi pendorong pertumbuhan DPK terutama pada golongan Tabungan Perseorangan Bank Umum.
“Tabungan Perseorangan menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK di Bali dengan pertumbuhan 11,25% yoy,” ujar Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu pada acara NGORTE – Ngobrol Bersama Update Berita with Media yang dirangkai dengan Buka Puasa Bersama, Kamis (20/3/2025) di Kantor OJK Bali.
Hadir pula pada acara tersebut Ananda R. Mooy – (Direktur Pengawasan LJK), Irhamsah (Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis) dan Rony Ukurta Barus selaku Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
Dijelaskan Kredit UMKM masih merupakan pendorong pertumbuhan kredit di Bali sekaligus mendominasi penyaluran kredit berdasarkan kategori debitur. Kredit Korporasi juga menunjukkan pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi.
Pertumbuhan kredit (yoy) masih didorong oleh peningkatan Kredit Investasi. Di sisi lain, kredit konsumsi juga terus menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan, berbanding terbalik dengan kredit modal kerja yang mengalami kontraksi. Meningkatnya pertumbuhan kredit UMKM dan penghimpunan DPK tidak terlepas dari dampak sektor pariwisata yang terus meningkat.
Di sisi lain, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali ke depannya, OJK mendorong perlunya pengembangan sumber-sumber ekonomi lain di luar pariwisata yang selama ini menjadi andalan Bali. “Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Bali selain pariwisata. Karena itu sektor pertanian perlu terus diperkuat,” ungkap Puji.
Pengembangan sektor pertanian, dapat mengurangi ketergantungan ekonomi Bali pada sektor pariwisata. Ditambahkan, program pengembangan ekonomi di sektor pertanian akan dilanjutkan di beberapa daerah, seperti di Kabupaten Jembrana dan Tabanan akan difokuskan pada komoditas kakao. Sedangkan Bangli dan Karangasem dikembangkan komoditas pisang cavendish.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Ananda R. Mooy mengungkapkan, kredit pertanian yang dikucurkan perbankan di Pulau Dewata per Januari 2025 komposisinya mencapai 5,36 persen.
Sebagian besar realisasi kredit diserap sektor bukan lapangan usaha atau untuk konsumtif sebesar 34,33 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran 26,68 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum 11,64 persen dan industri pengolahan 5.17 persen. DPK perbankan di Bali diperkirakan tumbuh 11,90 persen.
Kondisi sosial ekonomi Bali tercatat pertumbuhan ekonomi 5,48 persen di atas nasional (5,03 persen yoy), PDRB per kapita Rp67,32 juta sedangkan nasional Rp78,67 juta. Inflasi Bali tercatat 2,34 persen sedangkan nasional 1,57 persen. Tingkat kemiskinan 3,84 persen lebih baik dari nasional 8,57 persen. (ist)
Leave a Reply