Ny. Putri Koster Ajak HISKI Bali Kawal Pengembangan Sastra Modern
(Baliekbis.com), Ny. Putri Suastini Koster memberi dukungan penuh dalam pengembangan dan pelestarian kesusastraan Indonesia di tengah gempuran era globalisasi yang hampir memusnahkan tradisi adat apabila masyarakat yang ada di daerah Bali tidak kuat menjaganya. Semakin banyak arus budaya barat yang masuk menjadi ancaman yang tidak terlihat, namun telah menggeroti warisan tradisi secara nyata. “Mengingat itu, semua pihak wajib untuk ikut berperan serta melestarikan dan mengembangkan tradisi seni baik tradisional ataupun seni modern,” kata Ny Putri Koster saat menghadiri pelantikan pengurus Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Bali 2020-2024, di Jayasabha Denpasar, Jumat (7/8).
Wanita yang merupakan penyair kawakan itu menyampaikan, perhatian pemerintah yang besar terhadap kesenian tradisional Bali sudah terlihat nyata melalui wadah gelar seni, yang antara lain berupa Pesta Kesenian Bali (PKB). “Pesta seni ini setiap tahun dilaksanakan, juga harus diberikan dukungan oleh kita semua,” tandasnya. Namun demikian, terkait kancah seni modern, pendamping orang nomor satu di Bali itu mengajak HISKI Bali untuk terus aktif mengawal perkembangan seni modern yang selama ini antara penggiat dan penikmat seninya masih menjadi satu.
“Pesta Kesenian Bali mendominir kesenian tradisi Bali, dan kita yang berada dalam seni modern (sastra) masih berusaha sendiri dalam melestarikan kesusastraan modern di wilayah Bali. Dengan kata lain, masih berputar-putar di sana, yakni para penggiat dan penikmat karyanya menjadi satu. Ya.. yang itu-itu saja orangnya,” kata Ny. Putri Koster. Terlepas dari itu, ujar seniman yang akrab dipanggil Bunda Putri, masyarakat seni harus bersyukur karena Gubernur Bali sudah membuka satu ruang seni untuk dapat mewadahi karya seni modern, yakni Festival Seni Bali Jani (FSBJ). Dengan demikian, Bali kini memiliki dua ajang pegelaran seni besar, yaitu PKB dan FSBJ.
Pesta Kesenian Bali yang mewadahi kesenian tradisi dengan segala inovasi, kreasi dan kreativitas senimannya, sementara Festival Seni Bali Jani merupakan wadah berkiprahnya seni modern, mulai dari musik hingga gendrenya, serta karya sastra yang meliputi puisi, cerpen dan teater. “Tidak hanya itu, FSBJ juga memberi ruang dan penghargaan kepada anak-anak yang senang menulis, sehingga mereka nantinya diharapkan mampu bersaing dengan penulis-penulis buku-buku dari luar,” ujarnya.
Di Festival Seni Bali Jani juga akan memberikan kesempatan bagi penulis untuk memamerkan karya tulisannya, sehingga mampu menjadi embrio dalam rangka membangkitkan kemauan generasi muda untuk mencintai karya tulisan, sekaligus menjadi penulis muda, kata Bunda Putri. Bunda Putri berharap HISKI hadir bukan hanya dalam bentuk seremonial saja, namun bersama-sama menguatkan seni kesusastraan di setiap perhelatan atau ajang seni yang terkait dengan acara literasi, yang nantinya mampu menggawangi dan memberikan arah positif terhadap perkembangan sastra khususnya yang ada di Bali terutama di bidang modern. Mengingat seni tradisi sudah kuat dalam pelestarian budaya dan tradisi yang memang sudah mendapat perhatian dari pemerintah. Pada kesempatan itu, Bunda Putri yang duduk sebagai Penasihat HISKI Bali tampil membacakan puisi yang berjudul ‘Sayap’, buah pena Putu Putri Suastini Koster. (pem)