Ny. Putri Koster Ajak Pelaku IKM/ UMKM Menjaga Produksinya dari Hulu Sampai Hilir
(Baliekbis.com), Ny. Putri Koster menyampaikan bahwa Bali dengan kekayaan sumber daya alamnya memiliki berjuta keindahan menakjubkan di mata dunia. Keadaan ini membuat Bali memiliki daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan untuk datang berlibur, sehingga menjadikan alam Bali sebagai komponen utama yang dijual untuk pariwisata.
Namun jauh berbeda setelah pandemi Covid-19 melanda, yang berdampak pada dunia termasuk Indonesia dan Bali pada khususnya. Perekonomian Bali menjadi porak poranda setelah pariwisata menjadi tiarap dan tidak berkutik. Hal ini mengajarkan untuk lebih bersabar dan menahan diri untuk tidak saling menyalahkan, karena keberadaan Virus Corona itu nyata dan tidak mampu dipungkiri.
Untuk tetap menjadikan masyarakat Bali mampu bertahan pada masa pandemi Covid-19 ini, Ny. Putri Koster selaku ex officio Gubernur Bali yang berkedudukan sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Bali terus melakukan pembenahan dan pembinaan terhadap perajin Bali agar mampu bangkit di tengah pandemi Covid-19. Beberapa strategi dilakukan untuk dapat memutar perekonomian perajin Bali. Seperti mengadakan pameran UMKM bahkan merambah mall besar sebagai tempat promosi kerajinan lokal Bali, yakni IKM Goes to Mall dan membuat platform digital sebagai tempat pemasaran kerajinan IKM dan UMKM Bali. “Hal ini saya lakukan sebagai upaya agar Bali tidak mati suri, karena tidak ada alasan saat pariwisata redup, kehidupan masyarakat juga terpuruk. Sehingga perlu dilakukan berbagai upaya dan pembenahan untuk tetap bertahan pada masa pandemi,” ujar Ny. Putri Koster, seorang wanita yang diakui multitalenta dan cerdas memanfaatkan peluang, saat didaulat sebagai narasumber di acara “Bicara Pariwisata Apa Adanya” yang melibatkan pelaku pariwisata secara virtual di ruang kerjanya Jayasabha, Denpasar, Senin (26/7).
“Alam semesta mengajarkan kita untuk sabar dan tidak mudah menyerah, mari berbenah diri. Yang dahulunya kita nyaman dengan gemericik dolar yang didatangkan dunia pariwisata, sehingga saat ini perlu diwujudkan topangan perputaran ekonomi layaknya segitiga sama sisi yang saling menguatkan. Apabila satu kaki terpuruk (seperti bidang pariwisata saat ini) maka masih ada dua kaki (bidang UMKM dan bidang pertanian) yang menguatkan,” tambah Ny. Putri Koster.
Ny. Putri Koster melanjutkan, sedangkan keberadaan Dekranasda menjadi jembatan antara konsumen dengan perajin, sehingga hidup regulasi berputaran perekonomian yang adil dan merata dan tidak saling tumpang tindih. “Jangan biarkan produksi lokal kita dibeli pihak luar dan kemudian ditiru dengan memanfaatkan kemudahan teknologi, dan kembali lagi dijual ke Bali. Sehingga kerugian kita menjadi berlipat, yakni kehilangan ciri khas produksi yang sudah ditiru dan dijual murah dan kehilangan konsumen,” katanya.
Untuk menjaga produksi lokal dengan ciri khasnya yang unik, perlu ditanamkan bagi konsumen lokal khususnya masyarakat loakl wilayah atau daerah tertentu untuk wajib menggunakan kain khas produksi perajin di daerahnya, hal ini untuk meminimalisir kecenderungan konsumen lokal menggunakan produk tiruan yang berharga lebih murah.
Hal senada juga disampaikan Bagus Sudibya selaku Ketua Dewan Penasehat ASITA Bali, bahwa saat ini pemerintah sangat sulit mengatasi perekonomian Bali yang sangat terpuruk dan tidak bisa diproyeksikan kapan akan bangkit kembali, namun sebaiknya tidak boleh hanya berpangku tangan dan menyerah, namun sebaliknya harus bersiap dulu dengan menerima bahwa Covid-19 itu konkret ada, sehingga semuanya harus menjaga lingkungan dan memahami yang baik dan benar tentang Covid-19. “Saya turut merekomendasi untuk tidak fokus pada satu bidang, sehingga perlu adanya diversifikasi yang dikaitkan dengan program yang dilakukan dengan Ketua Dekranasda di bidang pemajuan UMKM. Sehingga tidak lagi hanya berfikir tentang pengembangan pariwisata saja, namun juga melakukan pengembangan di bidang yang lain agar mampu saling menopang yakni dengan mengutamakan pengalaman dan ikut berpartisipasi,” ujarnya.
Pada akhir arahannya, Ny. Putri Koster yang mampu membawa Dekranasda Bali ke dalam lima besar Dekranasda Award mengajak para IKM/ UMKM untuk menjaga produksi kerajinannya mulai dari hulu sampai ke hilir. (pem)