Nyoman Baskara: Media Harus Mampu Membangun Pertanian yang Berkelanjutan
(Baliekbis.com), Pandemi Covid-19 membuat pariwisata Bali lesu. Bali perlu melakukan penataan ulang. Selain pariwisata, sektor pertanian perlu digenjot.
Ketua ALC (Agro Learning Center) Nyoman Baskara mengatakan di era apapun, pertanian akan selalu tumbuh positif karena masyarakat membutuhkan makan. Di tengah pandemi, pertanian mampu jadi penyelamat ketahanan pangan.
Di Bali, sektor pertanian telah lama ditinggalkan, karena warga lebih tergiur keuntungan dari pariwisata. Pemerintah pun hingga kini kurang memperhatikan dunia pertanian. Mengatasi hal tersebut, media diharapkan dapat membantu pertanian agar diperhatikan dan tetap eksis.
“Media harus mampu membangun lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan. Kita harus memiliki media yang bisa trigger pemimpin agar pemimpin peduli pada pertanian. Kita harus memiliki argumentasi yang kuat. Tanyakan pemimpin atas keberpihakannya dalam sektor pertanian. Anggota dewan maupun pejabat publik harus memiliki komitmen yang dalam memajukan pertanian. Ini sangat penting mengingat di masa pandemi, pertanian merupakan stabilisator ekonomi,” ujar Ketua ALC Nyoman Baskara dalam Workshop Jurnalis pada Sabtu (21/11).
Workshop Jurnalis bertema “Tingkatkan Kepekaan & Jadi Pahlawan Sepanjang Zaman” dipandu Ketua ALC Nyoman Baskara dan menghadirkan narasumber Prof. Wayan Windia, I Wayan Artaya dan Ketut Atmadja. Dihadiri peserta terbatas dan juga menerapkan protokol kesehatan, diskusi workshop seputar peran media dan pertanian berlangsung dengan baik.
Dalam paparannya, Nyoman Baskara berharap bahwa karya jurnalisme dalam media mampu menyampaikan aspirasi ke pemerintah terkait pertanian. Jika media menggaungkan potensi pertanian di Bali hingga diperhatikan pemerintah, ia optimis ketahanan pangan masyarakat dapat terjamin.
“Jurnalis bertugas mengangkat isu pertanian ini ke publik agar mendapat respon pemerintah. Melalui dukungan pemerintah yang maksimal, sektor pertanian akan menjadi prioritas untuk menggerakkan perekonomian Indonesia,” tutupnya. (iam)