OJK Gandeng Guru SD untuk Edukasi Keuangan
(Baliekbis.com), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) bagi perwakilan guru SD wilayah Provinsi Bali baru-baru ini yang dihadiri sekitar 100 guru SD dari Kabupaten Badung, Buleleng dan sekitarnya.
ToT ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran buku dan alat peraga edukasi keuangan tingkat SD pada bulan November tahun lalu, yang bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia pelaksana edukasi pada jenjang pendidikan formal di wilayah Provinsi Bali. Guru-guru yang telah mengikuti ToT diharapkan dapat mengajarkan materi “Mengenal Jasa Keuangan” kepada siswa secara optimal serta berbagi ilmu kepada guru lainnya. Selain itu, guru diharapkan dapat melakukan penyelarasan atas materi Mengenal Jasa Keuangan sebagai materi pengayaan mata pelajaran IPS. Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Agus Sugiarto membuka program ToT bersama Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Provinsi Bali, Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi.
Agus Sugiarto menjelaskan bahwa OJK sejak tahun 2014 telah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pelaku Industri Jasa Keuangan untuk menyusun materi literasi keuangan untuk jenjang pendidikan formal dari tingkat SD s.d. SMA dalam bentuk buku serta secara berkala melakukan kegiatan ToT kepada guru di setiap tingkat pendidikan formal tersebut. Untuk tingkat SD, sepanjang tahun 2016 OJK telah menyelenggarakan ToT di 2 kota yaitu Kupang dan Palangkaraya dengan peserta masing-masing 100 guru di setiap kota. “Selanjutnya, dalam 2 hari ini kami mengundang 100 guru SD kelas 4 dan 5 di Provinsi Bali untuk mengikuti ToT serupa,” ujarnya.
Materi yang disampaikan dalam ToT ini meliputi pengenalan mengenai OJK dan industri jasa keuangan (perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal, dana pensiun, ekonomi syariah dan pegadaian). Selain itu, guru juga akan diajak untuk berlatih menggunakan alat peraga berupa papan permainan bernama “Sikapiuangmu” yang di dalamnya juga terkandung materi pada buku. Metode ini merupakan gamification dari pengenalan produk dan jasa keuangan sehingga siswa dapat bermain sambil belajar. Melalui permainan ini, siswa secara tidak langsung melakukan simulasi pemanfaatan produk dan jasa keuangan sehingga diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi buku. (ist)