Oka Gunastawa: Hanya Mantra-Kerta yang Berani Tolak Reklamasi
(Baliekbis.com), Sejumlah alasan kenapa masyarakat harus memilih Mantra-Kerta, salah satunya adalah komitmen tegas paslon yang diusung KRB (Koalisi Rakyat Bali) itu menolak reklamasi Teluk Benoa. Hal ini dibuktikan dengan mengirimkan surat resmi ke Presiden Jokowi dan penandatanganan kontrak politik.
“Hanya Mantra-Kerta yang berani menolak reklamasi Teluk Benoa. Padahal kita tahu siapa di belakang reklamasi. Bahkan tak tanggung-tanggung Mantra-Kerta sudah mengirim surat ke Presiden. Dan hari pertama dilantik lagi akan mengirimkan surat ke Presiden untuk tolak reklamasi. Jadi ini bukan janji dan kabar bohong. Ini sudah ada aksi nyata. Sampaikan ke warga lainnya sikap tegas Mantra-Kerta ini,” papar Ketua DPW NasDem Bali IB Oka Gunastawa yang akrab disapa Gus Oka saat kampanye dialogis Matra-Kerta di Balai Banjar Gede Subagan, Kelurahan Subagan, Karangasem, Selasa (15/5).
Dalam kampanye yang dihadiri Cawagub Ketut Sudikerta dan ribuan warga itu juga hadir Ketua DPD NasDem Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Ketua KRB Kabupaten Karangasem I Made Sukarena, anggota DPR RI dari partai Golkar I Gede Sumarjaya Linggih, Ketua Forum Sekar Karangasem Ida Bagus Bima Putra, Ketua Tim Pemenangan Mantra -Kerta Kabupaten Karangasem I Gusti Ngurah Gede Subagiartha alias Ode, tokoh dan penglingsir Desa Adat Subagan.
Dalam orasinya, Oka Gunastawa memaparkan Mantra-Kerta merupakan sosok pemimpin yang mendapat berbagai penghargaan nasional dan apresiasi lembaga tinggi negara karena prestasinya mewujudkan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih). Hal ini pula yang membedakan Mantra-Kerta dengan calon pemimpin yang lainnya.
Rai Mantra saat menjabat Walikota Denpasar secara terhormat diundang oleh KPK untuk memaparkan prestasi dan keberhasilan pengelolaan pemerintahan yang bersih di Kota Denpasar. Sementara calon lain malah citranya tercoreng setelah sempat dipanggil KPK sebagai saksi terkait dengan kasus korupsi.
“Rai Mantra berhasil di Denpasar dan diundang KPK secara terhormat bukan dipanggil. Rai Mantra memimpin Denpasar bersih dari korupsi dan jadi percontohan nasional. Kalau ada calon tidak diundang tapi dipanggil itu lain maknanya dan tidak terhormat. Berarti ada kecurigaan, ada sesuatunya. Kita tahu semua itu maknanya,” papar Oka Gunastawa.
Lebih lanjut dikatakan, kehadiran Mantra-Kerta sejatinya adalah tantangan bagi warga Karangasem dan tokoh-tokoh di Bali. Sebab tidak ada peluang lagi melahirkan pemimpin seperti Mantra-Kerta jika tidak terpilih dalam Pilgub Bali 27 Juni ini. Apalagi Pilgub 2013 sebelumnya beda suasana dengan Pilgub saat ni. Tidak ada pilihan lain selain mengambil langkah strategis dan taktis memenangkan Mantra-Kerta.
“Tidak ada pilihan kecuali memenangkan Mantra- Kerta. Tidak ada kesempatan lain untuk memenuhi rasa jengah kita,” tegas Oka Gunastawa. Ditambahkannya, Bali ini kecil dan harus menerima sentuhan kasih sayang dari pemimpin yang tulus ikhlas tanpa ada kepentingan menjual Bali kepada investor. Ia mengingatkan masyarakat jangan salah memilih pemimpin yang punya agenda dan bawa gerbong khusus untuk merongrong Bali. “Bila salah pilih pemimpin maka kita sudah titipkan Bali kepada orang yang salah. Kita akan ratapi Bali lima tahun dalam porak-poranda. Itu sudah nasi jadi bubur. Pulau porak poranda, hubungan kita porak poranda. Bahkan teroris pun bisa masuk Bali,” kata Gus Oka mengingatkan.(nwm)