Olimpiade Sains Bentuk Generasi Kreatif
(Baliekbis.com), Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Denpasar menggelar Olimpiade Penelitian Siswa Sains dan Humaniora (OPSSH) ke-V tahun 2017. Olimpiade yang diikuti 39 Tim tingkat SMP se Bali ini berlangsung dari tanggal 16 hingga 17 September dan dibuka secara resmi Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dilanjut dengan pemantuan stand pameran penelitian ilmiah olimpiade. Dalam kesempatan tersebut Walikota juga menyerahkan piagam dan medali kepada pemenang olimpiade tingkat internasional.
Dalam kesempatan itu Rai Mantra memberikan apresiasi kepada semua siswa yang mengikuti olimpiade. Menurutnya kegiatan ini dapat mengatasi permasalahan ekonomi kreatif. Mengingat kelompok peneliti dari SMAN 3 Denpasar atau sering disebut Trisma ini sangat konsisten konsekuen karena telah melahirkan peneliti-peneliti muda yang andal. Bahkan telah berhasil mendapatkan medali olimpiade sains di luar negeri. Prestasi ini sangat sayang kalau kegiatan seperti ini tidak berkelanjutan, mengingat program ini adalah memandirikan anak-anak.
Rai Mantra juga mengatakan, olimpiade ini juga untuk mempersiapkan anak-anak sejak dini unuk menjadi generasi kreatif. ”Jika anak-anak punya talenta ke penelitian maka harus disalurkan kemandirian mereka. Tidak hanya itu melalui penelitian ini mereka sudah mampu mencari mata pencaharian mereka sesuai dengan keinginanya,” ujar Rai Mantra. Untuk melanjutkan kegiatan Rai Mantra meminta SMAN 3 Denpasar untuk bekerjasama dengan Rumah Pintar Denpasar. Dengan adanya kerjasama kedepannya akan dapat mengakomodir dari insan-insan kreatif yang ada di Kota Denpasar.
Tidak hanya itu Rai Mantra juga mengatakan dalam suatu hal pasti ada tantangan, dengan adanya komunitas atau komponen bisa bergabung mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah. Tentunya yang paling diutamakan adalah cara agar anak-anak itu terus kreatif dan berkarya. “kita harus mencarikan jalan keluar meskipun jalan itu tidak bisa menyelesaikan sepenuhnya,” ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar I Ketut Suyastra mengatakan, kegiatan ini memberikan motivasi dan aspirasi baru bagi anak-anak. Yang paling penting dari kegiatan ini adalah membingbing anak-anak agar terus berkarya dan berinovasi. Menurutnya perubahan olimpiade setiap tahunnya tidak hanya animo jumlah peserta meningkat saja namun multu penelitiannya juga lebih baik. Ini bisa terjadi karena pembina yang luar bisa melakukan pembinaan kepada anak-anak. Ia juga mengatakan, kegiatan ini juga sangat didukung Pemerintah Kota Denpasar bahkan Walikota akan membuatkan satu media bisa berkomunikasi dengan Rumah Pintar. ”Semoga olimpiade tidak sebatas tulis saja dan bisa membiaya proses keberangkatan tingkat nasional dan internasional, mengingat yang berprestasi sangat banyak,” ujarnya.
Bahkan dari 23 yang lolos dalam penelitian ilmiah yang bisa diberangkatkan ke tingkat internasional hanya 8 tim. Dari 8 tim yang berangkat itu 7 Tim mendapat mendali. Maka dari itu ia mengaku kegiatan ini harus bersinergi dengan pemerintah, masyarakat sehinggga anak-anak yang memiliki pretasi seperti ini tidak terputus ditengah jalan, karena kendala pembiayaan. Ia menambahkan, untuk Olimpiade Penelitian Siswa Sains dan Humaniora masuk seleksi sebanyak 80 Tim namun setelah babak pinal yang lolus dan bisa mengikuti olimpiade ini hanya 39 tim. (ayu)