Pabrik Rapid Test Pertama di Indonesia
(Baliekbis.com), Dirut PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Rusdi Rosman mengatakan ground breaking Gedung Rapid Test Perseroan merupakan pabrik rapid test pertama di Indonesia. Rapid test selama ini diimpor. Diharapkan dengan hadirnya pabrik rapid test ini akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Upaya ini sejalan dengan Inpres Nomor 6 Tahun 2016 yang dikeluarkan Presiden Jokowi yang menghendaki ada percepatan industri farmasi dan alat-alat kesehatan. Dikatakan rapid test Ini harus berdasarkan berbasis riset, yang ahlinya, salah satunya ibu Soraya, seorang apoteker berpengalaman yang mengembangkan rapid test .
Untuk percepatan rapid test ini dibantu ahli-ahli dari ITB, Unpad dan Unibraw. “Semuanya secara riset, berbasis research,” ujar pemegang gelar MBA Operation Management dari California State University, San Bernardino CA, USA tahun 1999 dan Global Business Management University of California, Riverside, USA ini. Ditanya soal impor alat kesehatan khususnya rapid test menurut Rusdi Rosman tak begitu besar, nilainya hanya kisaran Rp 400 sampai Rp 500 miliar. “Ini hanya sebagian kecil dari total alat kesehatan. Sedangkan seluruh alat kesehatan nilainya triliunan,” tambah jebolan Unpad Bandung yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Corporate Secretary Perseroan dan pada tahun 2007 diangkat menjadi Direktur Keuangan di PT Biofarma (Persero) dan tahun 2012 menjadi Direktur Utama Perseroan.
Soal tingginya (95 persen) bahan baku obat yang masih diimpor, dikatakan karena industri bahan kimia dasarnya belum ada di Indonesia. Sehingga masih impor. Bahan kimia dasar ini nantinya yang akan menjadi bahan baku obat dan untuk bahan kimia dasar ini merupakan tanggung jawab Departemen Perindustrian. Untuk pasar farmasi di Indonesia menurutnya mencapai Rp 72 triliun, dan dari nilai itu, 30 persennya merupakan bahan baku. (bas)