Paiketan Krama Bali Fasilitasi Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus
(Baliekbis.com), Paiketan Krama Bali ikut berpartisipasi memfasilitasi permasalahan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Peran serta dibidang kemanusiaan ini dibuktikan dengan menyelenggarakan “Workshop Fasilitasi Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)”. Workshop ini menghadirkan psikolog dari Jepang, Chisako Higashitani dan mitra kerja yang juga sama-sama dari Jepang. Workshop kemanusiaan ini diselenggarakan Rabu (28/2) di Kampus STPBI-SPB, Denpasar.
Workshop bertujuan untuk memfasilitasi para ahli untuk menularkan keahliannya kepada para guru dan aktivis anak yang menangani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sasarannya adalah meningkatkan pengetahuan para pihak (guru dan aktivis anak) yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus sehingga dapat menstimulasi tumbuh kembangnya anak-anak berkebutuhan khusus secara tepat.
Chisako Higashitani, seorang psikolog dari Jepang dan 3 mitra kerjanya dari Jepang sudah sangat berpengalaman ke berbagai negara untuk memberikan pembekalan kepada para guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Peserta workshop ini adalah para guru dan aktivis yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Peserta ditarget 60 orang dari kalangan guru dan aktivis bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka datang dari berbagai kalangan di seluruh Bali.
Ketua Yayasan Widya Ulangun, Dr. I Nyoman Gde Astina, M.Pd. selaku tuan rumah menyatakan sangat senang mendapat kesempatan dikunjungi oleh peserta workshop dari seluruh Bali. Ketua Panitia, Jero Jemiwi menyatakan, kita semua bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anak termasuk anak-anak berkebutuhan bangsa sebagai generasi penerus bangsa.
Ketua 3 Bidang Pawongan Paiketan Krama Bali I Made Dwija Suastana, S.H, M.H. mewakili Ketua Umum Dr. Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc. mengatakan, workshop ini sekaligus sebagai media pengenalan Paiketan kepada komponan masyarakat yang berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus.
ABK sebagaimana diamanatkan oleh INICEF PBB dan sesuai UU 20 Tahun 2013, telah digariskan bahwa perlindungan kepada anak-abak haruslah secara holistik. Sebagian dari anak-anak itu adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Paiketan Krama Bali sangat concern bekerja sama dengan pemerintah untuk menggugah kesadaran para guru, orang tua dan pemerintah agar lebih serius menangani ABK sebagai bagian dari generasi penerus bangsa.
Chisako Higashitani menjelaskan kondisi psikologis dan perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus (AKB). Pada sesi tanya jawab, seorang peserta, Ida Bagus Sudiartha yang juga Kepala SDN 2 Ubung Denpasar berharap, Paiketan Krama Bali mendorong pemerintah agar mau menyelenggarakan kegiatan pelatihan untuk para guru dan pendamping bahkan ABK agar mampu berkembang sejajar dengan anak-anak normal. Menanggapi statemen tersebut, Chisako menunjuk sejumlah psikolog untuk membantu kebutuhan dan harapan IB Sudiartha.
Peserta lainnya, Ibu Mastuti menanyakan bagaimana mengatur perkembangan dan ketidakstabilan emosi ABK yang mengalami fluktuatif sangat tajam. Orang tua seorang anak yang mengalami celebervasi keterbatasan mental, emosi, bahasa, dan lain-lain menanyakan solusi yang harus diambil untuk anaknya. Sebelum dilanjutkan dengan group discussion, acara diselingi dengan relaksasi yang dipandu Jero Jemiwi. (mwb)
Pingback: Ikut berpartisipasi dalam paiketan krama bali dalam workshop pendampingan anak berkebutuhan khusus – I Nyoman Gede Astina