Pak Oles: Pemimpin yang Melayani Harus Berkarakter
(Baliekbis.com), Seorang pemimpin yang bekerja untuk melayani masyarakat secara tulus ikhlas harus menjadi karakter dan jati diri yang bisa merubah prilaku seseorang dari gelap menjadi terang. Selain itu, seorang pemimpin perlu terlibat secara langsung sebagai pemain, bukan sekedar penonton.
“Laksanakan semua kerja itu sebagai kewajiban, tanpa terikat pada akibatnya. Sehingga dengan melakukan kerja yang bebas dari keterikatan, orang itu akan mencapai yang utama,” kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr ketika memberikan motivasi kepada puluhan karyawan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di Hotel Ayu Denpasar, Sabtu (11/1).
Semua itu bisa dikerjakan sekarang, tanpa memilih kerja dan jangan gengsi terhadap tugas yang harus dilakukan tanpa bergantung pada hasil yang diperoleh atau diraih. Upaya itu mampu mencapai yang utama yakni kebahagiaan lahir, batin (kepuasan), membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Jika seorang pemimpin menjangkau orang lain dengan penuh semangat, biasanya akan disambut dengan penuh semangat.
Semangat, kata Pak Oles merupakan niat yang kuat (fokus dan tenang) dalam menggerakkan untuk membuat perubahan agar menjadi kenyataan. Semua itu berkat semangat, keyakinan dan kerja keras dalam mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. “Tiga mustika doa De Jing yakni welas asih (empati dan cinta kasih), hemat ( sederhana dan tidak boros) dan tidak mendahului orang lain (mendahulukan kepentingan orang lain),” ujar Pak Oles. Semua itu dimulai dari dalam diri sendiri, menjadi pribadi yang mandiri, disiplin, ikhlas, jujur, setia, sabar, berani dan mencintai.
Alumnus S-2 Faculty Agriculture University of The Ryukyus Tokyo, Jepang dan S-3 IHDN Denpasar itu mengibaratkan, menjalani kehidupan yang mampu melampaui masa-masa sulit bagaikan roda yang berputar. Saat masa sulit pengikut melihat keberanian pemimpin. Pemimpin memikul tanggung jawabnya dengan semangat, visi, intulsi, taktik, strategi, integritas, sabar, kerja keras, jujur, tekun, doa dan ikhlas.
Masa sulit adalah ujian pemimpin untuk menjadi lebih besar, terus berusaha, secara tenang dan waspada, namun tetap hidup dalam kesederhanaan. Setelah berhasil dan menjalani masa-masa jaya harus tetap dilandasi dengan kewaspadaan, tekun , jangan sombong, tidak boros, ingat teman dan pengikut di masa sulit, pelihara dan bentuk jaringan yang berkualitas, namun terhadap waspada terhadap penyusup dan penipu.
“Menghargai orang lain yang telah berkontribusi menemukan kualitas terbaik, minta orang lain menuturkan kisahnya dan tempatkan diri pada posisi orang lain. Dahulukan kepentingan orang lain untuk menanamkan kebaikan. Apa yang bisa diberikan dan dilakukan menjadi contoh yang bisa menambahkan nilai pada orang lain. Organisasi yang maju berkat pelayanan, pemimpin yang melayani dan masyarakat yang melayani,” tutur Pak Oles. (hms)