Pameran Bhineka Rupa di Ubud, Dosen Fotografi ISI Denpasar Angkat Konsep Keseimbangan antara Sekala dan Niskala
(Baliekbis.com), Salah satu dosen fotografi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Made Saryana,SSn, MNS lebih memilih konsep Moksartam Jagathita Ya Ca Iti Dharma dalam ekspresi fotografinya. Dipilihnya konsep ini berawal dari membaca sebuah artikel elektronik (Babe) tentang Catur Marga yakni dalam ajaran Agama Hindu merupakan jalan menuju Moksha yang merupakan tulisan dari Prof. Dr. I Wayan Suka Yasa.
“Dimana beliau sangat mengekspresikan sekali karya fotografi yang kemudian dijadikan artikel elektronik dan buku jurnal,” kata Saryana, Sabtu (23/10) di Denpasar pada pameran Bhineka Rupa yang digelar di Art Space Penestanan, Ubud.
Saryana juga menyampaikan kalau hasil karya yang ditampilkan dalam pameran Bhineka Rupa ini juga memiliki makna yang cukup mendalam seperti yang dialami seluruh manusia saat in.
“Tujuan hidup manusia yang dimaksud adalah bisa menemukan kedamaian, kebahagian dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat nantinya,” ucapnya.
Sembari menjelaskan kalau dalam pencapaian moksha sendiri yang dibutuhkan adalah keseimbangan antara jasmani dan rohani atau bisa dari pencapaian keseimbangan antara sekala dan niskala.
Untuk bisa mencapainya adalah dengan Catur Purusa Artha yang sudah tertuang dalam ajaran Agama Hindu yakni harus bisa memenuhi empat dasar tujuan hidup yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
“Dari sinilah mampu menuangkan sebuah hasil karya tentang kehidupan manusia yang kini dilakoni di zaman modern yang dituangkan dalam sebuah kanvas dasil hasil karya seorang fotografi di era digitalisasi,” jelasnya.
Diharapkan dari hasil Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S) yang dipamerkan ini bisa sepenuhnya memberikan gambaran di masyarakat tentang bagaimana caranya agar bisa menemukan moksha dalam diri di zaman sekarang. “Caranya harus mampu bisa menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan rohani,” tambahnya. (sus)