Pameran “Retrospeksi”, 14 Tahun Perjalanan Bentara Budaya Bali
(Baliekbis.com), Memperingati HUT ke-41 Bentara Budaya yang jatuh pada 26 September 2023, Bentara Budaya Bali menghadirkan Pameran “Retrospeksi”. Berlangsung di Dharma Negara Alaya, Denpasar, ekshibisi ini akan dibuka secara resmi pada Jumat, 29 September 2023 oleh Prof. Dr. I Wayan Adnyana, budayawan yang juga Rektor ISI Denpasar.
Pameran kali ini sekaligus memaknai HUT ke-41 Bentara Budaya dan 14 tahun perjalanan Bentara Budaya Bali (BBB). Dihadirkan 20 foto terpilih dari berbagai peristiwa seni budaya di BBB selama kurun waktu 2009-2020, 21 koleksi Tanda Mata Bentara Budaya, selayang pandang historis, arsip kliping pemberitaan media, serta kreasi seni rupa peserta workshop Kelas Kreatif Bentara yang telah dikurasi.
Retrospeksi menandai sebuah upaya untuk melakukan kilas balik dan menimbang kembali perjalanan Bentara Budaya Bali selama ini. Bila pada Pameran “Refleksi Bambu: Problematika Manusia dan Alam” (4 November 2009), yang menjadi titik penting kehadiran Bentara Budaya Bali, mencoba merenungkan posisi budaya Bali; perombakan kultural dan ekologis yang tengah terjadi, berikut peran seniman sebagai manusia abad kedua puluh satu; maka ekshibisi arsip kali ini merupakan refleksi tentang bagaimana memaknai kehadiran sebuah ruang publik di sebuah kota kreatif dan berwawasan budaya, juga perannya bagi dinamika kesenian dan kebudayaan, khususnya di Bali.
Rangkaian HUT ke-41 Bentara Budaya diselenggarakan pula di Bentara Budaya Jakarta dan Bentara Budaya Yogyakarta. Di Jakarta, diresmikan Bentara Budaya Art Gallery di Menara Kompas sekaligus pameran koleksi “Wajah Manusia Indonesia,” tepat pada 26 September 2023. Saat bersamaan, masih berlangsung pameran Putu Sutawijaya, “Lelampah,” di Bentara Budaya Jakarta, 16-29 September 2023. Di Yogyakarta, ada pameran Pameran Seni Lawasan “Hermanu Behind Bentara Budaya’s Book,” 26 September-6 Oktober 2023.
“Perjalanan Bentara Budaya selama empat dekade lebih patut disyukuri sebagai penyelenggaraan Ilahi atau Providentia Dei dan diharapkan menjadi berkat yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang, sebagaimana spirit Jakob Oetama, salah satu pendiri Kompas Gramedia,” ungkap Ilham Khoiri, General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia.
Sementara itu, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, dalam sambutannya mengungkapkan, kehadiran Bentara Budaya selalu menjadi penyeimbang di tengah-tengah arus utama pasar dalam mengapresiasi seni. Bentara Budaya menawarkan bagaimana membaca kesenian dari keutuhan membangun peradaban. “Ruang ini menjadi candhika kesenimanan. Jadi siapapun seniman, akan selalu menuju dan menguji kemampuan, talenta dirinya, untuk memanggungkan karya-karyanya di Bentara Budaya”. (***)
Sekilas Bentara Budaya & Bentara Budaya Bali
Bentara Budaya didirikan pertama kali di Yogyakarta, pada tanggal 26 September 1982. Setelah Yogyakarta, menyusul berdiri Bentara Budaya Jakarta pada 26 Juni 1986, berlokasi di Jalan Palmerah Selatan No. 17. Tujuh belas tahun kemudian, tepatnya 31 Oktober 2003, Bentara Budaya hadir pula di Solo, dengan nama Balai Soedjatmoko. Sementara Bentara Budaya yang keempat, yakni Bentara Budaya Bali diresmikan pada 9 September 2009.
Sejalan visi misi Bentara Budaya, Bentara Budaya Bali secara konsisten menyelenggarakan program seni budaya dengan karakteristik yang terencana, terarah, terukur dan jelas, mengedepankan apresiasi bagi seni-seni tradisi yang membudaya di Bali, hingga ragam ekspresi modern kontemporer yang mewakili semangat kekinian. Tidak sedikit pula program-programnya bertaraf internasional, bekerja sama dengan seniman-seniman maupun lembaga dari manca negara.
Selain memberi penghormatan atas capaian para maestro mumpuni Bali dan Indonesia, Bentara Budaya Bali juga membuka ruang bagi para seniman yang telah dan tengah meneguhkan eksistensinya serta mendorong terjadinya perluasan pengetahuan atau transfer of knowledge, melalui agenda-agenda berkala seperti Pameran Seni Rupa, Dialog Sastra, Pustaka Bentara, Sinema Bentara, Akademika Bentara, Bali Tempo Doeloe, Timbang Pandang, Kelas Kreatif Bentara, Langgam Keroncong Bentara, A Tribute to Maestro, Bentara Muda Goes to Campus, Komponis Kini (New Music for Gamelan), termasuk juga berbagai Pertunjukan Tari/Musik/Teater.