Pameran Seni Rupa “Memedi Sawah” Karya Hari Budiono
(Baliekbis.com), Pameran Seni Rupa di Bentara Budaya Bali kali ini mengetengahkan karya-karya terpilih perupa Hari Budiono merujuk tajuk “Memedi Sawah”. Orang-orangan sawah ini di Bali disebut Lelakut, dapat diartikan sebagai simbol teror kepada lingkungan – seturut fungsinya, yaitu menakut-nakuti hewan dan hama di sawah.
Pembukaan pameran akan berlangsung pada Sabtu, 2 Maret 2019, pukul 19.00 WITA oleh Pino Confessa (Budayawan dan Konsul Kehormatan Italia di Denpasar). Acara dimaknai Pembacaan Puisi oleh dramawan Abu Bakar, serta pertunjukan tari “Lelakut” oleh Komunitas Bumi Bajra dengan koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani. Eksibisi berlangsung hingga 9 Maret 2019.
Menurut Hari Budiono, sawah adalah perumpamaan sebuah ekosistem yang harus dijaga dari gangguan. Tetapi ironinya, acap kali terbukti bahwa sang penjaga inilah yang sekarang malahan menjadi pengganggu dari kedamaian lingkungan tersebut.
“Memedi sawah menjadikan kita saling curiga, saling membenci, saling tak menghargai, selalu merasa menang dan benar sendiri, sehingga kita menjadi manusia intoleran,“ kata Hari Budiono.
Tertaut pameran ini, budayawan Sindhunata mengungkapkan bahwa memedi sawah itu jadi tidak menakutkan lagi, mereka telah tertawa dengan tawa manusia Indonesia, mulai dari presiden sampai rakyat biasa. Memang, ketakutan sosial hanya bisa dikalahkan dengan tertawa bersama-sama. Ketakutan itu memecah belah, sedangkan tertawa itu menyatukan.
Sementara itu, Efix Mulyadi, kurator Bentara Budaya, mengungkapkan “Langkah kreatif Hari Budiono ini boleh ditafsirkan sebagai upaya untuk meruwat kehidupan bersama, yang terus menerus terancam oleh memedi-sawah-masa-kini, yang bermunculan dari segala penjuru,“.
Eksibisi menampilkan 10 lukisan dan 1 karya instalasi bertajuk “Jangan Takut Memedi Sawah“, terdiri dari 100 orang-orangan sawah yang memegang lukisan wajah tokoh yang sedang tertawa dan syair lagu Ibu Pertiwi. Ini dimaknai sebagai perlawanan terhadap teror yang dilakukan oleh para “memedi sawah”. Pameran kali ini mengedepankan tema kritik sosial terhadap situasi yang berkembang di masyarakat.
Selain di Bentara Budaya Bali, pameran ini diselenggarakan pula di Bentara Budaya Jakarta (14-23 Februari 2019), Bentara Budaya Solo (14-20 Maret 2019) dan Bentara Budaya Yogyakarta (23-30 Maret 2019).
HARI BUDIONO adalah kurator di Bentara Budaya. Ia lulus Sekolah Tinggi Seni Rupa “ASRI“ Yogyakarta tahun 1985. Ketika tahun 1982 Jakob Oetama mendirikan Bentara Budaya di Yogyakarta, bersama Sindhunata, GM Sudarta, JB Kristanto, Hajar Satoto, dan Ardus M Sawega, dia menjadi pelaksana angkatan pertama. Pernah menjadi Wartawan Majalah Bergambar Jakarta-Jakarta (tahun 1986 – 1989 dan 1993 – 1994), serta menjadi Redaktur Foto Harian Bernas Yogyakarta (tahun 1990 – 1993). Menulis feature dan liputan budaya untuk berbagai media nasional. (ist)