Pantau Harga dan Stok Pangan, Rizki Ernadi: Penting Pemanfaatan SIGAPURA
(Baliekbis.com),Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimandi mengatakan tingkat inflasi di sebagian besar wilayah Indonesia di bawah sasaran inflasi 3% ± 1%.
Secara khusus, tingkat inflasi yang terjadi di daerah Bali-Nusa Tenggara adalah 1,58% (yoy) dan Bali sebesar 1,40% (yoy). “Pencapaian inflasi ini terbilang bagus, namun masih belum optimal karena faktor utama penyebabnya adalah turunnya demand masyarakat selama masa pandemi Covid-19,” ujar Rizki pada acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tabanan dalam rangka optimalisasi program pengendalian inflasi daerah sekaligus persiapan menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Rapat yang dilaksanakan secara daring dipimpin Bupati Tabanan I Nyoman Gede Sanjaya serta diikuti anggota TPID Kabupaten Tabanan dan instansi terkait.
Ditambahkan Rizki, komoditas utama penyumbang inflasi sepanjang Januari hingga September 2021 adalah daging babi, canang sari, minyak goreng, cabe rawit, dan cabai merah. Bank Indonesia menengarai sejumlah komoditas pangan dan non pangan yang sering muncul pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan setiap 7 bulan sekali.
Dari kelompok makanan di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi, cabai rawit, dan cabai merah. Sementara dari kelompok non-makanan di antaranya emas perhiasan dan canang sari.
Rizki mendorong seluruh anggota TPID untuk memanfaatkan website SIGAPURA (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) untuk memantau perkembangan harga dan stok pangan terkini.
Untuk itu, data yang diinput di SIGAPURA haruslah berkualitas dan up to date. Hal ini sangat penting bagi Kepala Daerah untuk memantau ketersediaan bahan pokok dan keterjangkauan harga setiap saat.
Sementara Bupati Tabanan dalam sambutannya mengarahkan seluruh anggota TPID untuk bersinergi dalam pembuatan inovasi program untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah khususnya di sektor pangan mulai dari hulu hingga ke hilir.
“Permasalahan utama yang saat ini dihadapi yaitu dari aspek pemasaran atau pascapanen. Untuk itu, diperlukan sebuah mekanisme yang mengatur penetapan harga komoditas yang diperlukan masyarakat melalui regulasi sehingga para petani merasa aman dalam melakukan budidaya dan terjaminnya akses pemasaran hasil produksinya,” ujarnya. Bupati juga berharap HLM TPID Kabupaten Tabanan ini dapat mencari solusi penanganan inflasi daerah hingga ke tingkat desa. (ist)