Paparkan Pembangunan Infrastruktur di Bali, Ny. Putri Koster: Masyarakat Bali Harus Berpartisipasi Aktif, Jangan Jadi Penonton
(Baliekbis.com), Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster berkesempatan mensosialisasikan tentang capaian 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru dengan sub tema “Infrastruktur Bali Era baru” bersama dengan Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., (Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali) dan Ir. I Made Arca Eriawan, MM., (Kelompok Ahli Pembangunan Bidang Infrastruktur), bertempat di Radio Suara Sunari Denpasar, Jl. WR Supratman Denpasar, pada Selasa (4/7/2023).
Dalam dialog interaktif tersebut, Wanita yang akrab disapa Bunda Putri itupun berpesan kepada masyarakat untuk bersiap diri berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur tersebut, dan jangan hanya jadi penonton saja. “Mari asah diri, siapkan diri sendiri guna menyambut berbagai infrastruktur yang disiapkan pemerintah. Jadi ketika semua sudah selesai kita sendiri tuan rumah yang mengisinya. Jangan hanya menjadi penonton,” jelasnya seraya menambahkan Pemprov Bali sudah menunaikan kewajiban mensejahterakan masyarakat dengan membangun infrastruktur, kini masyarakat berkewajiban mengisinya (merawat dan memelihara, red).
Menurut pendamping orang nomor satu di Bali itu, TP PKK mempunyai anggota hingga unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga. Sehingga, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk turut gencar mensosialisasikan berbagai kegiatan dan program Pemprov Bali. “Di sini fungsi PKK juga menggerakkan masyarakat hingga tingkat rumah tangga. Kalau masyarakat ikut aktif bergerak maka program pembangunan akan cepat terwujud,” imbuhnya.
Di sisi lain, Bunda Putri juga menganggap bahwa 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru sudah sangat sesuai juga dengan 10 Program Pokok PKK, sehingga sudah bisa beriringan dalam sosialisasinya. Contohnya terkait dengan kesehatan, dimana Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) tengah gencar mensosialisasikan pengobatan alternatif berdasarkan Usada Bali. “Itu sesuai dengan program PKK memanfaatkan pekarangan rumah dengan tumbuhan kebutuhan pokok hingga obat-obatan,” jelasnya sambil mengatakan beberapa program yang sangat sesuai seperti penguatan budaya dan kearifan lokal serta di sektor pendidikan.
Terakhir, Ny. Putri Koster menyatakan pentingnya infrastruktur untuk mengimbangi pembangunan Bali yang memadai. Karena ini juga bermuara kepada kesejahteraan masyarakat. “Bagaimanapun infrastruktur yang bagus memudahkan mobilisasi masyarakat. Infrastruktur yang lengkap juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bekerja dan berkarya,” tandasnya.
Sementara Koordinator Pokli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur di Bali telah dipikirkan secara matang serta melibatkan tenaga ahli di bidangnya. “Jadi Pak Gubernur Wayan Koster tidak serta merta membangun infrastruktur, beliau pasti mengundang tenaga ahli untuk mengkaji kebutuhan infrastruktur serta mengkaji berbagai dampak terutama dampak alam, sosial dan budaya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Damriyasa juga mengungkapkan jika Gubernur Wayan Koster selalu mengundang berbagai pihak dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memberikan sumbangsih pikiran terutama tentang pembangunan Bali ke depan. Sehingga nanti kita kumpulkan sumbangsih masyarakat lalu dilanjutkan dengan proses pengkajian dengan para ahli di bidangnya. “Sama dengan dalam mengkonsep Haluan 100 tahun Pembangunan Bali Masa Depan yang digagas Gubernur Wayan Koster, beliau membuka seluas-luasnya partisipasi aktif dan sumbangsih semua pihak dalam membangun serta menjaga Bali ke depan,” tandasnya.
Ir. Made Arca Eriawan yang juga salah satu anggota Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Bidang Infrastruktur menjelaskan bahwa semua pembangunan infrastruktur dilaksanakan untuk mendukung 5 program prioritas pembangunan yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan ketenagakerjaan, adat, agama, tradisi dan budaya serta pariwisata dan program pendukung lainnya.
Dijelaskannya juga beberapa rencana pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan dan akan dikerjakan, yakni jalan nasional Bali selatan diarahkan untuk konektivitas pariwisata. Jalan nasional Bali utara diarahkan untuk mengakomodasikan logistik dari pelabuhan utama/ pengumpul menuju jalan tol. Jalan tol diarahkan untuk pemanfaatan lalu lintas regional, perpindahan antar kawasan pariwisata, dan dukungan logistik menuju kawasan pariwisata dan keperluan ekspor-impor. Transportasi massal perkotaan (KA) diarahkan untuk memecahkan kemacetan perkotaan akibat beban yang tinggi dari pergerakan pariwisata dan komuter. Jaringan kereta api adalah prioritas untuk menghubungkan bandar udara dengan sistem transportasi perkotaan umum.
Terdapat juga pelabuhan pada pantai utara Bali dan Gilimanuk akan menjadi pintu masuk logistik nasional maupun internasional, sementara pelabuhan pantai selatan Bali diarahkan untuk menjadi konektivitas pariwisata internasional, nasional maupun regional.