Pariwisata Melambat, Ramia Adnyana: Bali Tak Harus Dijual Murah
(Baliekbis.com), Melambatnya pertumbuhan pariwisata belakangan tak serta merta harus diantisipasi dengan menjual murah “Bali” untuk turis.
“Diskon harga bisa saja, tapi tak harus banting harga. Penurunan harga memang bagian dari promosi tapi Bali tak harus dijual murah,” tegas Ketua Great Bali Sale 2019 Ramia Adnyana, Rabu (14/2019) dalam FGD “Perkembangan Ekonomi, Pariwisata dan Industri Ritel dalam Rangka Pelaksanaan Great Bali Sale 2019” di Kantor BI Provinsi Bali.
Dalam acara yang melibatkan sejumlah komponen pariwisata itu juga hadir Kepala KPw BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Plt. Kadisparda Bali Putu Astawa.
Dikatakan Ramia melalui Great Bali Sale 2019 berbagai upaya yang melibatkan pihak terkait akan dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Termasuk memberi diskon bagi wisatawan. “Kita di industri pariwisata sudah melakukan promo dan mengajak pihak airline juga melakukan hal serupa,” ujar GM Hotel Souverign Tuban ini.
Sebab menurut Ramia, dampak kenaikan harga tiket pesawat cukup besar pengaruhnya bagi kunjungan wisatawan. “Bisa sampai 30 persen,” tambahnya.
Sementara Ketua Pembina Masata (Masyarakat Sadar Wisata) Michael F. Umbas mengatakan sebenarnya Bali memiliki nilai jual yang tinggi. Nama Bali itu sudah menjadi trend.
“Jadi apa yang dilakukan Bali kerap diikuti daerah lain. Seperti ketika Bali menerapkan program bebas sampah plastik, gaungnya sangat luas. Dan ini ditiru daerah lain,” ujar Michael.
Michael mengakui adanya pelambatan pertumbuhan pariwisata belakangan ini. Ini juga terjadi secara nasional. “Masalah harga tiket pesawat mahal ikut berpengaruh terhadap kunjungan. Kalau tiket dan hotel bisa sama-sama beri promosi maka ini akan membantu mendongkrak pariwisata,” jelasnya.
Sementara Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho mengatakan pelambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari menurunnya pariwisata. Sebab pariwisata berkontribusi tinggi, hingga 70 persen terhadap ekonomi Bali.
Karena itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan terobosan-terobosan seperti dengan adanga Great Bali Sale 2019 ini. Trisno melihat peluang di industri pariwisata ini masih besar.
Seperti kegiatan konferensi yang bisa membawa wisatawan dalam jumlah besar. Konferensi juga memberi multiflier effect. Seperti digelarnya Annual Meeting IMF-World Bank tahun lalu yang memberi dampak positif bagi pariwisata. (bas)