Pasang Baru Listrik, PLN Luncurkan “Dilan” Tanpa Uang Muka
(Baliekbis.com),PLN UID Bali melakukan sejumlah terobosan dalam melayani kebutuhan listrik warga, di antaranya warga yang masih menumpang listrik di tetangga atau keluarga.
“Kami terus memberikan program menarik seperti Dilan (Diberi Cicilan),” ujar Manajer Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya, Kamis (5/3/2020) di Denpasar.
Dilan merupakan kepanjangan dari “Diberi Cicilan” bagi masyarakat yang ingin pasang baru listrik. Dilan yang telah diperkenalkan sejak Februari hingga akhir tahun 2020 tanpa down payment (uang muka).
Dilan ini berlaku untuk pemasangan listrik dengan daya 450 VA-1.300 VA. “Cicilannya bisa dilakukan sampai maksimal 12 kali selama 2020,” jelas Arya. Dilan tambahnya, bertujuan membantu masyarakat yang masih menumpang listrik di tetangga atau keluarga.
Diakui sebenarnya rasio elektrifikasi sudah 100 persen, namun masih ada beberapa warga yang listriknya numpang ke tetangga atau saudara. Jadi itu yang diupayakan melalui program ini.
Arya menambahkan, bagi warga yang berminat bisa langsung datang ke kantor PLN terdekat dan meminta program cicilan ini.
Mengenai harga pasang baru untuk daya 450 VA, biaya penyambungannya Rp 421 ribu, dan cicilannya mulai dari 2 kali hingga maksimal 12 kali cicilan.
Untuk daya 900 VA, biaya penyambungannya Rp 843 ribu, dan yang 1300 VA biaya penyambungannya Rp 1,218 juta. “Cicilannya setiap bulan dibayar sesuai Surat Pengakuan Hutang (SPH) di luar pembelian token listrik,” jelasnya.
Sedangkan yang pasang baru dengan daya 450 VA dan 900 VA subsidi, hanya dapat diberlakukan untuk calon pelanggan yang masuk dalam daftar TNP2K/BDT. “Yang pasti, instalasi milik pelanggan sudah terpasang dan bersertifikat dan ini berlaku di seluruh wilayah Bali,” tegasnya.
Soal dampak virus Corona, Arya mengakui ada penurunan. Biasanya penjualan listrik PLN tiap tahun naik antara 5-8 persen. Penurunan terjadi terutama pada pengguna di kalangan bisnis dan industri, dengan rincian turun hingga 13,4 persen di industri dan 12,7 persen di bisnis seperti industri perhotelan dan bisnis perkantoran. Penurunan juga di kalangan rumah tangga karyawan yang dirumahkan yang lebih menghemat menggunakan listrik karena kehilangan pendapatan. (ist)