Patung GWK di ”Pelaspas”, Diharapkan Dapat Memajukan Pariwisata Bali
(Baliekbis.com), Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Desa Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, akhirnya setelah melewati 28 tahun, kini telah selesai dibangun. Sebelum diresmikan dan digunakan secara langsung maka menurut kepercayaan Agama Hindu, patung tersebut harus dibersihkan, disucikan dalam prosesi upacara pemelaspasan dan nyimpen pedagingan. Untuk itu, acara Pemelaspasan Lan Pemahayu Wewidangan GWK Di Dasari Pecaruan RSI GANA, Panca Rupa, Penyakap Karang dan Ngedeng Tanah Ngurug Palemahan tersebut digelar pada hari Rabu (8/8), yang dihadiri oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta beberapa undangan lainnya.
Saat diwawancari oleh awak media, Gubernur Pastika mengungkapkan bahwa dengan rampungnya patung GWK, diharapkan bisa menjadi ikon baru bagi pariwisata di Bali. Selain itu, adanya patung ini juga dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat Bali serta masyarakat Indonesia dalam memajukan iklim pariwisata Bali khususnya. Untuk itu, Pastika berharap agar patung ini dapat dijaga dengan baik oleh semua pihak, sehingga tetap berdiri kokoh dan dapat dinikmati oleh setiap orang yang ada di Bali.
Disamping itu, ia juga menjawab terkait kekhawatiran masyarakat ditengah gempa yang melanda NTB dan Bali saat ini, dimana menurutnya bahwa safety yang telah dirancang dan dibangun pada patung GWK tersebut sudah memenuhi standar keamanan internasional dan juga sudah memenuhi standar bangunan tahan gempa. “Masyarakat tidak perlu khawatir karena keamanan patung ini sudah memenuhi standar tahan gempa, jadi akan tetap berdiri kokoh. Untuk itu saya minta masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan karya seni masyarakat kita ini”, pungkasnya. Dalam acara yang juga dihadiri oleh Presiden Komisaris PT Garuda Adhimatra Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma, dilaksanakan prosesi upacara pemelaspas yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Mas Pratama dari Griya Tegeh Abiansemal, Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keninten dari Griya Kediri Sangeh dan Ida Pedanda Gede Jelantik Giri dari Griya Peliatan Ubud. (sus)