PB3AS: Warga Soroti GOR Lila Bhuana
(Baliekbis.com), Jalan macet dan banyaknya bangunan milik pemerintah yang tidak dimanfaatkan secara maksimal mendapat perhatian warga yang hadir di PB3AS yang berlangsung di lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Minggu (12/11).
Made Brata, salah seorang orator dari Denpasar menyoroti masalah kemacetan jalur Denpasar-Gilimanuk yang sering terjadi. Di jalur itu juga kerap terjadi kecelakaan. Untuk itu Brata mengusulkan perlu adanya penambahan jalan alternatif sehingga kemacetan bisa diurai. Ia juga menyoroti masalah banyaknya gedung-gedung pemerintah yang tidak dimanfaatkan secara maksimal seperti Gedung Lila Bhuana Denpasar. Gedung megah ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Bangunan Gelanggang Olah Raga (GOR) Tembau juga menurutnya kurang perhatian. Bangunan yang berada di areal yang cukup luas ini tampak memprihatinkan. Selain terkesan kurang terawat juga fasilitas di dalam gedung sudah banyak yang harus diperbaiki. PB3AS kali ini juga dimeriahkan oleh penampilam anak-anak siswa dari SMK PGRI 5 Denpasar dengan Paduan Suara, Tari Modern dan Joged Bumbung. Salah satu perwakilan siswa yang melakukan orasi yaitu Gede Ardana Setiawan menyoroti semakin merosotnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap konsensus berbangsa khususnya Bhineka Tunggal Ika. Terjadinya tindak kekerasan konflik antarsuku, ras dan agama itu lebih banyak diakibatkan oleh kurang pahamnya masyarakat terhadap apa makna dari Bhinneka Tunggal Ika. Maka dari itu ia mengingatkan para pemuda untuk kembali mengingat perjuangan para pahlawan yan telah mendirikan bangsa ini, sehingga mengetahui apa sebenarnya tujuan dari berdirinya Bangsa dan Negara Republik Indonesia ini. PB3AS juga dikaitkan dengan isu kesehatan yang juga menjadi topik utama. Masih dalam rangka hari Kesehatan Nasional yang ke-53 tanggal 12 November 2017, Nyoman Sudiyasa, Kasi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Prov. Bali, menyampaikan orasi tentang demam berdarah. Ia mengingatkan masyarakat agar selalu hati-hati dengan penyakit demam berdarah.
Sampai saat ini demam berdarah masih sangat berbahaya dan belum ada obatnya, yang hanya bisa dilakukan oleh penderita demam berdarah adalah menjaga daya tahan tubuh agar mampu bertahan dari serangan virus demam berdarah tersebut. Untuk pencegahan masyarakat harus bisa terhindar dari gigitan nyamuk pembawa virus yaitu Aedes Aegypti. “Maka dari itu kita harus mampu memberantas perkembangbiakan dari nyamuk tersebut,” tambahnya. Caranya dengan secara serentak dan berkala dilakukan pembasmian nyamuk baik dilakukan dengan fogging dan PSN. Semua harus bertindak jangan cuma pemerintah, tapi seluruh masyarakat harus sadar bagaimana caranya mencegah berkembangbiaknya nyamuk penyebar tersebut, pungkasnya. (sus)