“Pegadaian Startup Competition 2019”, Dorong Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan
(Baliekbis.com),Digelarnya Pegadaian Startup Competition 2019 diharapkan bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan sehingga akan lahir entrepreneur-entrepreneur yang dahsyat ke depannya. Pemimpin Wilayah PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah mengatakan hal itu dalam konferensi pers, Selasa (12/11/2019) sore di The Gade Cafe Jalan Thamrin Denpasar.
Dikatakan dalam kompetisi ini, PT. Pegadaian (Persero) Kanwil Vll Denpasar bersinergi dengan International Council for Small Business (ICSB) Bali, Indonesia Marketing Association (IMA) Bali, dan Inkubator Bisnis Universitas Udayana. Pendaftaran akan berlangsung sampai tanggal 20 November 2019 dan grand final akan dilaksanakan secara terbuka di Gedung Agrokomplek Universitas Udayana pada tanggal 25 November 2019.
Pada kompetisi ini, juga akan diisi dengan seminar, talkshow serta pameran produk-produk startup.
Nuril menambahkan kegiatan ini juga sebagai bentuk perhatian dan apresiasi kepada wirausaha di Bali yang telah berani memilih berwirausaha ketimbang menjadi PNS atau pekerja swasta. “Jadi Pegadaian juga ingin membantu startup-startup tidak saja dari sisi modal usaha juga pelatihan-pelatihan seperti pemasaran agar pengusaha muda ini bisa tumbuh dan maju,” jelasnya.
Nuril Islamiah menambahkan dengan menggandeng ICSB Bali, IMA Bali, dan Inkubator Bisnis Unud, diharapkan terjadi sinergi yang semakin kuat di antara lembaga atau institusi yang bergerak di bidang pengembangan UMKM. Sinergi yang semakin kuat antar berbagai unsur sangat penting untuk keberlanjutan pendampingan usaha terutama kepada para wirausaha pemula. “Kita harap kompetisi ini bisa jadi ajang bagi pengusaha muda dalam mengimplementasikan ide-idenya,” jelas Nuril.
Sementara itu Sutrisna Dewi sebagai perwakilan Inkubator Bisnis Unud dan ICSB Bali menjelaskan bahwa permodalan masih menjadi masalah klasik yang dihadapi wirausaha atau UKM dalam mengembangkan bisnisnya. Masalah permodalan tidak hanya meliputi terbatasnya modal uang, tetapi juga terkait dengan kurangnya informasi dan akses ke sumber-sumber pendanaan, rendahnya pengetahuan tentang sumber-sumber pendanaan, rendahnya kemampuan dalam memahami dan mengelola modal akibat rendahnya literasi keuangan.
Oleh karena itu sangat tepat bila Pegadaian sebagai institusi keuangan yang berpihak pada masyarakat kecil juga turut berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan kinerja para wirausaha dan UMKM.
Perwakilan IMA Bali Winawan merasakan aspek pasar dan pemasaran juga menjadi hambatan bagi UMKM Bali. Hal ini dapat dibuktikan dengan belum mampunya produk-produk UMKM Bali menjadi tuan rumah di daerahnya. Toko modern dan Pasar Oleh Oleh masih didominasi oleh produk-produk luar Bali yang diberi label Bali. “Melalui kompetisi ini peserta juga akan ditantang kepiawaiannya dalam manajemen pemasaran,” harapnya.
Kompetisi ini dapat diikuti oleh UMKM dan wirausaha pemula yang berdomisili di Bali yang bergerak di bidang Sociopreneurship, Creativepreneurship, dan Agripreneurship. Syarat yang harus dipenuhi oleh peserta adalah usaha sudah berjalan minimal 1 tahun, memiliki rekening bank, memiliki bukti pembayaran PBB, memiliki tabungan emas pegadaian minimal Rp150 ribu dan memiliki NPWP.
Persyaratan yang harus dipenuhi tersebut semata-mata bertujuan untuk mengedukasi peserta bahwa untuk dapat melakukan scale up dan agar dapat bersaing, para wirausaha pemula harus mulai memperhatikan aspek legalitas dan perpajakan sejak dini. Pegadaian menyediakan berbagai hadiah menarik kepada para pemenang sebagai bentuk apresiasi. (bas)