Pejuang Muda Kunjungi ALC, Dr. Mangku Pastika Apresiasi Mahasiswa Peduli Pertanian
(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Perwakilan Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengapresiasi mahasiswa yang tergabung dalam Pejuang Muda tertarik dengan sektor pertanian.
“Saya bersyukur mahasiswa Pejuang Muda tertarik dengan Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang memang konsepnya bagaimana Bali yang kecil ini menjadi Bali Green, Bali Organik,” ujar Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat memberi motivasi kepada para Pejuang Muda yang hadir di ALC (Agro Learning Center) Cekomaria Denpasar, Kamis (30/12).
Dalam Reses yang mengangkat tema “Pembelajaran
Kewirausahaan Budidaya Lele Terintegrasi dengan
Tanaman Hidroponik” bertempat di ALC (Agro Learning Center) hadir Generasi Muda Milenial yang tergabung dalam Pejuang Muda. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia di antaranya Bali, Bandung dan Aceh.
Kegiatan yang berlangsung secara online dan kunjungan ke lapangan dipandu tim ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Mangku Pastika menambahkan ke depan ALC bisa jadi milenial hub. “Pandemi ini mengajak kita kembali ke alam. Mencintai bumi pertiwi, merawat dan mengembangkan potensi alam dengan baik dan benar,” jelas Mangku Pastika.
Gubernur Bali dua periode (2008-2018) ini menegaskan keberadaan ALC bisa mengembangkan budidaya lele, sayur mayur dan komoditi lainnya sehingga bisa melengkapi kebutuhan akan protein, serat dan vitamin. Ini sangat bagus ke depannya dan perlu diintensifkan.
Kepada Pejuang Muda juga dijelaskan keberadaan Simantri yang dalam implementasinya zero waste, tak ada yang terbuang karena semua bisa dimanfaatkan dan berguna.
“Sapinya beranak dan memberi nilai ekonomi dari dagingnya. Juga kotorannya dan urine jadi pupuk, gas dll.,” jelas Mangku Pastika.
Dalam analisa sederhana dijelaskan saat Simantri dibentuk berhasil direalisasikan sekitar 800-an kelompok dimana masing-masing kelompok diberikan bantuan 21 ekor sapi. “Kalau setiap tahunnya bisa lahir seekor sapi dari induknya, maka jumlahnya sangat besar. Belum lagi hasil olahan kotorannya jadi pupuk,” tambahnya.
Melihat realitas tersebut, sejatinya petani bisa mengembangkan potensinya melalui program Simantri ini. Namun harus dalam bentuk koloni. Sudah tentu perlu adanya sentuhan teknologi.
Gede Bayu Budiarta dari Univ. Ganesha mewakili rekan-rekannya menjelaskan Pejuang Muda ini punya program pemberdayaan masyarakat sesuai hasil survei ke desa dan mengunjungi Simantri.
“Saya lihat kolam ikan dan kotoran sapinya belum maksimal dimanfaatkan. Kami berencana, kotoran sapi dibuat pupuk padat organik sedangkan urine jadi pupuk cair. Juga kolamnya diberdayakan lagi,” jelasnya.
Rekannya Dela dari Unpad Bandung mengatakan selama 2 bulan di Bali juga akan dimanfaatkan belajar langsung di ALC.
Melihat semangat para Pejuang Muda ini, Mangku Pastika minta agar mereka diajak ke Simantri agar bisa melihat langsung manfaatnya bagi petani. (bas)