Pemerataan Akses Pendidikan, Gus Bima: Moratorium Kampus Baru di Denpasar
(Baliekbis.com), Tokoh masyarakat Denpasar yang juga pemerhati pendidikan Ida Bagus Bima Putra menegaskan pemerataan pembangunan Bali bukan hanya soal infrastruktur dan pemerataan ekonomi. Namun juga perlu ada pemerataan dari segi akses pendidikan. Sebab seperti diketahui, lembaga pendidikan tinggi baik setara sarjana maupun diploma juga sejauh ini masih sebagian besar terpusat di Denpasar. Akibatnya generasi muda dari daerah lain seperti Karangasem juga harus terpaksa ke Denpasar untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. “Pemerataan pembangunan juga harus kita lihat dari aspek pendidikan. Pemerintah harus berani melakukan moratorium, stop dan tidak ada kampus baru di Denpasar,” kata Gus Bima saat ditemui di Denpasar, Selasa (21/8).
Ia menegaskan harus ada keberanian gubernur dan bupati/walikota untuk melakukan moratorium izin pembangunan lembaga pendidikan baru di Denpasar dan Badung. Sebab dua daerah ini sudah padat dan sesak. Jika benar ingin melakukan pemerataan pembangunan, maka seharusnya ada terobosan kebijakan untuk membangun lebih banyak lembaga pendidikan di daerah lain seperti Karangasem, Bangli, Klungkung, maupun Jembrana. Ada akses pendidikan lebih dekat ke masyarakat di daerah. Sehingga mereka tidak perlu hijrah ke Denpasar untuk kuliah yang memang membutuhkan biaya lebih besar untuk akomodasi dan biaya hidup. “Kalau ada lembaga pendidikan di daerah, masyarakat tentu akan lebih terbantu. Biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah ketimbang mereka harus kuliah ke Denpasar atau Badung,” ujar pria yang kini juga bakal caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem itu.
Pria yang juga mantan Kepala Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur menambahkan harus juga ada kebijakan strategis untuk kembali memperkuat posisi Buleleng sebagai pusat pendidikan di Bali. Hal itu akan bisa juga menggerakkan perekonomian di Bali Utara dan bisa memicu pemerataan kesejahteraan.
“Walaupun saya maju ke DPRD Bali dapil Denpasar, tapi tidak hanya harus memikirkan Denpasar. Tapi saya juga memikirkan pemerataan pembangunan Bali. Saya dorong agar Singaraja diperkuat sebagai pusat pendidikan. Di Karangasem juga harus didorong ada lebih banyak kampus baru,” tegas pria yang juga Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Daerah DPW Partai NasDem Bali itu.
Selama ini Gus Bima memang dikenal sangat peduli terhadap aspek pemerataan pembangunan Bali. Ia juga bersuara lantang agar pembangunan dimulai dari desa sebagai ujung tombaknya.
Pengabdiannya membangun desa di Denpasar juga sudah terbukti. Ia pernah ngayah sebagai Kepala Dusun Banjar Kertalangu dan Kepala LPM Desa Kesiman itu serta Kepala Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur periode 2010-2016. Ia juga dipercaya sebagai Ketua Forum Kades/Lurah Kota Denpasar periode 2011-2016. Pria murah senyum ini juga pernah mengabdi sebagai Sekretaris Forum Kades/ Lurah Provinsi Bali periode 2011-2016 itu.
Selama ini pria berkepala plontos itu memang dikenal sebagai sosok kepala desa yang kreatif, inovatif dan mampu menggeliat pembangunan Desa Kesiman. Berbagai penghargaan pun diraih pria murah senyum itu.
Salah satunya dua kali menyabet penghargaan dari Walikota Denpasar sebagai Kepala Desa Terbaik Dalam Inovasi Pembangunan pada tahun 2015 dan 2016. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi pemberdayan masyarakat Bali salah satunya sebagai Ketua Forum Sekar (Semeton Karangasem) periode 2012-2016 dan periode 2018-2022. (wbp)