Pendampingan BTPN Syariah Mampu Berdayakan Sentra Apidyeh Sempidi

(Baliekbis.com), Melayani nasabah inklusi memerlukan pendampingan yang terukur dan keberlanjutan. Pendampingan inilah yang telah diberikan BTPN Syariah kepada masyarakat inklusi, bahkan sebelum mereka menjadi nasabah.

Hal ini dilakukan karena BTPN Syariah bertekad menciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti. BTPN Syariah melayani masyarakat inklusi melalui kumpulan yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Dalam kumpulan, masyarakat inklusi tidak hanya diberikan akses keuangan seperti pencairan pembiayaan dan mengangsur, melainkan juga akses pengetahuan.

Dengan demikian, masyarakat inklusi juga senantiasa mendapatkan pengetahuan untuk terus tumbuh dan memiliki kehidupan yang berarti. “Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi, sehingga terbentuk empat sikap unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS),” ungkap Kepala Pembiayaan Area Bali dan Kupang BTPN Syariah Dony Aditya Darmawan didampingi Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin saat pertemuan dengan Kelompok Sentra Apidyeh Sempidi Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Selasa (25/6/2024).

“Dengan kumpulan ini juga, nasabah tak hanya mampu mengembangkan usahanya, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar. Ibu Rahayu, adalah salah satu nasabah sekaligus,” tambah Dony.

Ketua Sentra Apidyeh Sempidi Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Rahayu mengatakan BTPN Syariah memberikan kemudahan bagi ibu-ibu nasabah dalam mendapatkan pembiayaan. Tak hanya itu, pendampingan yang dilakukan melalui kumpulan juga membuat ibu-ibu nasabah memiliki empat perilaku unggul, yakni Berani, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).

“Pelayanan yang diberikan oleh BTPN Syariah memudahkan nasabah, petugasnya juga ramah, dan sistem kumpulan yang dilakukan setiap dua minggu sekali membuat usaha ibu-ibu nasabah tumbuh dan memiliki hidup yang lebih baik,” kata Rahayu yang menjalankan usaha massage.

Sebagai Ketua Sentra dengan belasan anggotanya, Rahayu juga terus berupaya menjaga kelompoknya tetap kompak. Ia berkomunikasi secara intens dengan seluruh anggota sentra, tidak hanya saat akan kumpulan saja.

“Saya terus berkomunikasi dan telepon ketika ada ibu nasabah yang tidak hadir. Saya juga terus mengingatkan untuk menerapkan apa yang diajarkan dalam kumpulan dan melakukan seluruh kewajiban sebagai nasabah. Prinsip BDKS juga terus dilakukan,” tutur Rahayu.

Sementara, Nurul, salah satu anggota Sentra Apidyeh Sempidi yang juga warga di Kecamatan Mengwi mengaku telah mendapatkan manfaat dari kumpulan yang digelar setiap dua minggu sekali.

Ia mendapatkan berbagai ilmu yang sebelumnya belum pernah didapat. “Saya mendapatkan manfaat luar biasa dengan adanya kumpulan, tidak hanya bisa memahami bagaimana mengelola keuangan sehingga dapat mengangsur tepat waktu, namun saya juga mendapatkan ilmu-ilmu yang saya tidak pernah dapatkan sebelumnya dan itu sangat membantu saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” tutur Nurul.

Sebelum mendapatkan pembiayaan dan pendampingan dari BTPN Syariah, Nurul yang biasanya berjualan sayuran di Pasar Tiara dari pukul 22.00 sampai 06.00 mengantongi omzet sekitar Rp300 ribu per hari. Namun, setelah mendapatkan pembiayaan dan pendampingan dari BTPN Syariah, usaha Nurul tumbuh hingga mendapatkan omzet sekitar Rp2,5 juta per hari.

“Sebelum mendapatkan pembiayaan dan pendampingan dari BTPN Syariah, saya jualan sayuran sampai pagi namun omzet hanya Rp300 ribu per hari. Tapi sekarang setelah menjadi nasabah omzet menjadi Rp2,5 juta per hari,” ungkap Nurul.

Tak hanya itu, Nurul juga dapat memberdayakan warga sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan. Kini, Nurul telah memiliki satu karyawan untuk membantunya berjualan sayuran di Pasar Tiara. Ia berencana menambah jumlah karyawannya seiring usahanya yang kian bertumbuh.

Semula, Nurul mendapatkan pembiayaan sebesar Rp3 juta dari BTPN Syariah. Sejalan dengan pertumbuhan usahanya, pembiayaan yang didapat Nurul juga meningkat secara bertahap menjadi Rp5 juta dan sekarang menjadi Rp10 juta. “Sekarang pembiayaan bertambah lagi, menambah modal lagi, dan mau menambah karyawan,” tuturnya.

Corporate & Marketing Communication Head Ainul Yaqin mengatakan BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi. Di sini, BTPN Syariah memberikan empat akses sekaligus kepada nasabah. Pertama, akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif. Kedua, akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang semakin inovatif. Ketiga, akses persediaan barang dan jasa. Keempat, akses pasar agar ibu-ibu nasabah dapat memasarkan produknya lebih luas.

“Untuk mendapatkan empat akses tersebut, ibu-ibu harus mengikuti kumpulan dua minggu sekali,” jelas Ainul. Sebagai informasi, hingga kuartal I 2024, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan kurang lebih Rp78 miliar kepada 27 ribu nasabah yang tersebar di 3.100 sentra atau kumpulan di Bali.

Tentang BTPN Syariah

BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi atau mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable). Perempuan menjadi target utama pemberdayaan karena Bank percaya, bila perempuan berdaya maka keluarga pasti berdaya. Adapun dalam memberdayakan masyarakat inklusi, BTPN Syariah tetap menjalankan fungsinya sebagai bank dengan menghimpun dana dari keluarga sejahtera dan kemudian disalurkan sepenuhnya untuk segmen ultra mikro. Dengan demikian, Bank membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk bersama-sama memberdayakan umat. (bas)