Penyaluran Kredit Menurun, NPL 4,93 Persen
(Baliekbis.com), Pertumbuhan penyaluran kredit perseorangan Provinsi Bali tumbuh sebesar 5,61 % (yoy) pada triwulan IV 2016, lebih rendah daripada periode sebelumnya yang tumbuh 8,94°/0 (yoy). Penurunan kredit perseorangan tersebut didorong oleh kontraksi modal kerja. Demikian dikatakan Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Bali Causa Iman Karana dalam acara Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan, Strategi Mendorong Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru belum lama ini di Kantor Bank Indonesia Denpasar.
Sejalan dengan perlambatan kredit, kualitas kredit korporasi mengalami perbaikan dengan NPL atau kredit macet sebesar 4,93%. Dilihat dari sisi suku bunganya, tambah Causa Iman Karana suku bunga kredit perseorangan menunjukkan arah yang relatif stabil dan mulai mengarah ke suku bunga yang lebih rendah. Pada triwulan IV 2016, suku bunga tertimbang kredit perseorangan di Bali mencapai 12,49% per tahun, lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang mencapai 12,68% per tahun. Dari sisi risiko kreditnya, risiko kredit pada kredit rumah tangga di triwulan IV 2016 masih menunjukkan tekanan yang minimal. Hal ini tercermin dari NPL kredit perseorangan yang berada pada level 2,01 %, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 2,28%.
Sementara itu, kredit perbankan pada sektor korporasi di Bali pada triwulan IV 2016 tumbuh sebesar 5,61 % (yoy), lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,94% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan tertutama oleh kontraksi modal kerja. Dari sisi kualitas kredit, terjadi penurunan seiring dengan NPL yang mengalami penurunan dari sebesar 5,85% pada triwulan III 2016 menjadi 4,93% pada triwulan IV 2016. Sejalan dengan kredit perseorangan dan korporasi, pertumbuhan penyaluran kredit UMKM di Provinsi Bali juga melambat, dari yang semula tumbuh sebesar 12,91c/o (yoy) pada triwulan 111-2016 menjadi sebesar12,36% (yoy) di triwulan IV 2016. Perlambatan penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV 2106 disebabkan oleh perlambatan penyaluran kredit di kategori perdagangan ( pangsa sebesar 69,52%) yang tumbuh sebesar 18,5% (yoy), lebih rendah dari sebesar 18,7% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
“Perlambatan realisasi kredit pada sektor tersebut diiringi dengan kualitas kredit yang mengalami sedikit mengalami penuruan,” jelasnya. Hal ini terlihat dari rasio NPL kredit UMKM yang meningkat dari 1,92% menjadi sebesar 1,94%. Pangsa kredit UMKM di triwulan IV 2016 tercatat mengalami sedikit peningkatan yakni sebesar 35,9% dari total kredit, dibandingkan pangsa di triwulan sebelumnya yang sebesar 35,31 %. Hal tersebut menunjukan bahwa perbankan turut memiliki perhatian dan kontribusi positif dalam rangka pengembangan UMKM di Bali. Di sisi lain, berdasarkan sebaran wilayahnya maka konsentrasi realisasi kredit UMKM terbesar berada di Kota Denpasar yakni dengan pangsa sebesar 33%, diikuti oleh Kabupaten Badung sebesar 18% dan Kabupaten Gianyar sebesar 12%.
Bank Indonesia tambah Causa Iman Karana terus berupaya mendukung perkembangan perekonomian provinsi Bali dengan terus menjaga kelancaran dan penyediaan layanan sistem pembayaran yang handal di Provinsi Bali. Sejalan dengan pola musimannya, aliran uang kartal pada triwulan IV 2016 menunjukkan posisi net outflow sebesar Rp 812 miliar. Nominal outflow tercatat sebesar Rp 4,9 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 5,1 triliun. Sementara inflow tercatat sebesar Rp 4,1 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp 5,2 triliun. Sementara itu, pada triwulan I 2017, aliran uang kartal menunjukkan posisi net !nflow sebesar Rp 601 miliar, dengan outflow tercatat sebesar Rp 3,9 triliun. Berdasarkan data transaksi Penyelenggara KUPVA BB di Provinsi Bali, total transaksi jual-beli valas tahun 2016 mencapai Rp 31,34 triliun yang terdiri dari total pembelian sebesar Rp.15,54 dan total penjualan sebesar Rp. 15,81 triliun. Jumlah KUPVA BB berizin di Provinsi Bali mengalami peningkatan dari 139 KP dan 523 KC pada akhir 2016 menjadi 143 KP dan 552 KC pada Maret 2017. (ist)